JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, SENGETI, JAMBI - Sungguh malang nasib Sakiyah (30), warga RT 02 Desa Suka Maju, Kecamatan Mestong, Muarojambi, sejak dua tahun ini, ia terus berjuang melawan penyakit rumor ganas yang dideritanya. Ibu dua anak yang tergolong keluarga tidak mampu ini, terlihat lemas, berat badannya pun terlihat menyusut.
Darwin Efendi (36), sang suami, mengatakan, istrinya diagnosa mengidap penyakit tumor ganas dibagian kaki kiri. Kerja sebagai buruh bangunan tak mampu lagi membiayai pengobatan sang istri. Bermodalkan utang kesana kemari dan dibantu biaya Ketua RT setempat, sang suami akhirnya mampu melunasi iuran BPJS yang menunggak selama dua tahun.
"Ngurus Kis (Kartu Indonesia Sehat, red) bae tidak tembus, lantaran kita punya BPJS tapi nunggak. Saya berupaya, akhirnya utang kesana kemari. Dapat lah banyar BPJS, dapat lah dana juga dari galangan pak RT dan Bu RT," kata Darwin Efendi, Senin (28/11).
Berbekal BPJS, Sakiyah pun sempat dibawa berobat di dua rumah sakit di Kota Jambi dan Palembang, namun Sakiyah tak kunjung sembuh. Dokter menyatakan bahwa tumor ganas yang diidap Sakiyah tidak bisa lagi diobati.
Satu-satunya jalan untuk sembuh adalah dilakukan amputasi. Lantaran kondisi ekonomi keluarga yang semakin sulit dan tidak memiliki biaya lagi, Sakiyah dan suami memilih pulang ke Jambi.
"Sampailah kami berobat ke Rumah Sakit Arafah, beberapa kali waktu itu. Kemudian berobat ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang, waktu itu dokter gak sanggup dan kaki istri saya mau di amputasi,"jelasnya.
Darwin menjelaskan, kini ia tak mampu lagi membayar iuran BPJS sehingga BPJS kembali menunggak. Awalnya, penyakit yang diderita Sakiyah ditandai dengan benjolan kecil di kaki, saat itu, Sakiyah mengira itu hal biasa, namun semakin lama semakin membesar. "Sudah dua tahun. Waktu itu ada bengkak kecil, tapi dak sakit.
Lama lama membesar, setelah sebesar kepala baru terasa sakit. Awalnya tumor jinak, sempat di operasi, tapi tumbuh lagi jadi tumor ganas," terang Sakiyah.
Lantaran keterbatasan ekonomi, saat ini Sakiyah dan keluarga hanya bisa pasrah dan berharap uluran tangan dermawan untuk biaya perobatan. Penderita tumor ganas yang tergolong warga tidak mampu itupun kini hanya bisa menahan rasa sakit karna tak ada lagi biaya untuk berobat.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muarojambi Afifudin, mengatakan, sudah menurunkan Tim PKM Pondok Meja ke rumah pasien. “Saya akan turunkan Tim PKM Pondok Meja untuk memastikan dulu kondisi pasien baru bisa disimpulkan rencana tindak lanjutnya,” jelasnya.
Dinkes akan berkoordinasi dengan pihak Basnaz Muarojambi dan akan turun bersama-sama melihat kondisi Sakiyah. “Dalam waktu dekat ini, saya akan turun dengan Basnaz,” sebutnya singkat.
Terpisah Kepala Dinas Sosial dan Perlindungan Perempuan dan Anak Rosa Candra Budi saat dikonfirmasi mengatakan akan mengalihkan Status BPJS Mandirinya ke Jamkesda.
“Insyaallah akan kita bantu alihkan status BPJS dari mandiri ke Jamkesda dan juga akan kita berika bantuan sembako,” tandasnya. (jun/ira)