Berjuang di Tengah Pandemi

Sabtu 17-07-2021,08:44 WIB

Botol minuman plastik dan alat perabotan rumah tangga serta elektronik bekas atau rusak, bagi kita sudah tak berguna. Dibuang. Namun, siapa sangka barang yang terlihat bekas tersebut, bisa memiliki nilai jual dan menarik.

KAFFY (35), adalah salah satu pria yang berusaha bertahan di tengah pandemi Covid-19 ini. Warga RT 10, Kelurahan Paal Merah, Kecamatan Paal Merah, mencoba berkreasi untuk mengisi pundi-pundi rupiahnya. Bahan bekas pun jadi sasarannya.

Dari awal coba-coba, akhirnya dia pun berhasil membuat berbagai miniatur. Seperti robot, sepeda motor, dan lain sebagainya. Semua dari barang bekas. Botol, korek api, kardus, semua barang bekas di matanya bisa jadi miniatur menarik.

Kaffy menyebutkan, kemahirannya ini didapatnya denga n otodidak. “Tidak ada belajar, cuma iseng ngerangkai barang-barang bekas saja, kemudian langsung terimajinasi. Jadi saya teruskan,” kata dia, saat disambangi di kediamannya.

Awalnya, dia membongkar sebuah korek api, kemudian disusun dan sesuai dengan keinginan hati. “Setelah disusun-susun, ternyata mirip juga dengan motor. Nah dari situ lah saya rangkai semua sampai murip ke motor,” tambahnya.

Bermula dari itu , dirinya juga mencoba mengembangkan dengan miniatur lainnya yang menggunakan barang bekas. Dia mengkom binasikan barang-barang bekas tersebut menjadi sebuah kar ya yang menarik. “Karena semangat masih ada untuk membuat barang yang lain, apa salahnya kita mencoba dengan karyakarya yang lain,” sebutnya.

Kata dia, dengan berjalannya waktu, imajinasi dengan sendirinya bisa berjalan dan spontanitas bekerja dengan sendirinya. Sehingga saat ini, dirinya lebih banyak mengumpulkan barang bekas di depan rumahnya, mulai dari tv rusak, bungkus rokok dan bahan bekas lainnya. Bahkan, saat ini tetangga sebelah rumah selalu memberikan barang bekas.

“Pokoknya sekarang kita tampung saja barang bekas itu, apapun itu. Nanti pasti bakal terpikir sendiri mau di buat apa,” tuturnya. Kaffy mulai menekuni ini sejak tahun 2018. Mulai menekuni menjadi seoarang seniman, ini lantaran dirinya yang sudah tak lagi bekerja, alasannya dia ingin bekerja sendiri dan tak mau ikut kerja dengan orang lain. Dari seni yang ditekuninya, Kaffy juga bisa mendapatkan untung yang lumayan.

Barang-barang yang telah dirakit, terus kembali dijual dengan harga yang terjangkau. Mulai dari harga Rp 15 ribuan hingga Rp 150 ribuan. Intinya disesuaikan dengan tingkat kesulitan untuk membuat miniatur tersebut. Biasanya untuk membuat miniatur membutuhkan waktu selama tida samp[ai empat hari. “Ini kita buka harganya, tapi semua ini bisa ditawar,” singkatnya.

Biasanya, dia menjual karya seninya di kawasan Tugu Ker is, Kotabaru. Namun saat ini karena Covid-19, membuat dirinya tidak lagi berjualan. Hanya saja standby di rumah menunggu orang yang datang. Kemudian, dia juga memasarkan produknya di

Tags :
Kategori :

Terkait