JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK, JAMBI - Banjir Rob masih terjadi di Kecamatan Kualajambi. Kali ini banjir merendam tiga desa dan dua kelurahan di kecamatan pesisir yang terkenal dengan jejeran Cafe pinggir lautnya ini. Banjir ini selain merendam pemukiman warga sekitar, juga merendam beberapa fasilitas umum seperti jalan, sekolah, kantor lurah dan tempat ibadah.
Selain mengganggu aktivitas warga, banjir ini juga berdampak pada perekonomian. Sebab, banyak toko dan pedagang lainnya yang terdampak akibat banjir yang cukup tinggi ini.
Demas, salah satu pelajar di SMPN 7 Kualajambi ini mengatakan, akibat banjir yang juga merendam sebagian sekolahannya ini membuat dirinya beserta teman-temannya khawatir jika ada hewan berbisa yang dapat membahayakan mereka saat belajar atau melintasi halaman sekolah yang terendam air. "Takutnya pas belajar ada ular atau kalajengking yang masuk. Soalnya kalau sudah air tinggi banyak binatang berbisa yang muncul," ucapnya.
Sementara itu, Abdul Musa, staf Kelurahan Tanjungsolok juga menyebutkan, banjir ini berdampak buruk bagi masyarakat sekitar. Bahkan cukup menghambat pelayanan di kantor kelurahan setempat. "Kantor lurah ini juga tergenang air, jadinya membuat pelayanan kami di kantor ini kepada masyarakat jadi terhambat dan jika banjir semakin tinggi bisa-bisa membuat aktifitas di kantor kami ini jadi lumpuh," jelasnya.
Banjir ROB yang melanda wilayah pesisir Kecamatan Kualajambi ini telah terjadi sekitar satu pekan terakhir. Air laut akan mulai pasang tinggi di saat siang hingga sore hari.
Tidak hanya di Kecamatan Kualajambi, banjir pasang tinggi air laut ini juga meresahkan warga di Kelurahan Nipahpanjang I, Kecamatan Nipahpanjang, Kabupaten Tanjab Timur.
Sukri, salah satu warga sekitar menyebutkan, akibat banjir ini banyak kebun warga yang terendam. Bukan hanya itu, di wilayah pemukiman, tidak sedikit rumah dan toko warga yang ikut terendam banjir ini.
"Toko tetangga saya ini juga ikut terendam banjir. Kasian juga nengok yang punya toko ni, setiap air mulai tinggi dia harus mindah-mindahin barang dagangan yang bisa rusak kalau kena air, kayak beras, kardus-kardus berisi makanan dan barang-barang lainnya,"
Terpisah, Indra Gunawan, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tanjab Timur menuturkan, saat ini masih terjadi banjir rob atau air pasang tinggi di wilayah pesisir pantai, seperti di Kecamatan Kuala Jambi, Mendahara, Nipah Panjang, Muara Sabak Timur dan Sadu.
"Banjir yang terjadi ini tidak sampai 1x24 jam. Artinya, banjir rob hanya terjadi dengan durasi 2 sampai 3 jam saja, setelah itu kembali surut. Jadi kalau menurut aturan, korban banjir yang berhak menerima bantuan, jika banjir merendam selama 1x24 jam," tuturnya.
Dirinya juga menyebutkan, banjir yang terjadi saat ini hanya awal saja. Puncaknya akan terjadi pada awal tahun di bulan Januari mendatang. Pasalnya, intensitas hujan pada saat itu tinggi, sehingga air meluap dan akan terjadinya banjir.
"Banjir sekarang ini baru awal, nanti di bulan Januari puncaknya. Karena di bulan itu intensitas hujan tinggi. Kalau sekarang memang karena tingginya air pasang laut, ditambah juga dengan angin kencang, sehingga wilayah pesisir menjadi banjir," pungkasnya. (pan/ira)