Kesepian hingga Inspirasi dari Pelaku Penembakan Massal, Ini Motif Pelaku di Balik Ledakan SMAN 72
Ilustrasi-ist/jambi-independent.co.id-freepik.com
JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Iman Imanuddin, mengungkap motif di balik aksi peledakan yang dilakukan oleh seorang siswa di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat, 7 November 2025.
Menurutnya, tindakan nekat tersebut berawal dari perasaan kesepian dan ketiadaan tempat bagi pelaku untuk mencurahkan isi hatinya.
"Pelaku merasa sendiri, tidak memiliki tempat bercerita baik di keluarga, lingkungan sekitar, maupun di sekolah," ujar Iman, Selasa, 11 November 2025.
BACA JUGA:70mai Luncurkan Dash Cam 4K T800, Tawarkan Keamanan Berkendara dengan Rekaman 4K HDR
Ia menambahkan, karena pelaku masih di bawah umur, pendampingan hukum akan melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Saat ini, statusnya telah ditetapkan sebagai anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).
Berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan saksi, perbuatan pelaku diduga melanggar sejumlah pasal, termasuk Pasal 80 ayat 2 juncto Pasal 76C UU Perlindungan Anak, Pasal 335 KUHP, Pasal 187 KUHP, serta Pasal 1 ayat 1 UU Darurat RI.
PPID Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menambahkan bahwa selain rasa sepi, pelaku juga dilatarbelakangi oleh dendam terhadap orang-orang yang dianggap telah menyakitinya. Ia bahkan mencari cara di internet untuk membuat orang meninggal dunia.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mantan Kadisdik Provinsi Jambi Terseret Kasus Korupsi DAK SMK, Sudah Naik Sidik
"Pelaku juga mengakses situs yang menampilkan kekerasan ekstrem dan kematian," jelas Mayndra.
Lebih lanjut, pelaku diketahui terinspirasi oleh enam pelaku penembakan massal dunia. Di antaranya Dylan Klebold dan Eric Harris (Columbine High School, 1999), Dylann Roof (Gereja Charleston, 2015), Alexandre Bissonnette (Masjid Quebec, 2017), Brenton Tarrant (Masjid Christchurch, 2019), serta Natalie Lynn Rupnow (sekolah di Wisconsin, 2024). Dua nama terakhir bahkan tertulis di senjata mainan yang dibawanya.
Komandan Satuan Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto, mengungkap pelaku merakit bomnya sendiri menggunakan bahan sederhana seperti empat baterai AAA, potasium klorida, paku, serta remote pengendali jarak jauh.
Bom meledak di dalam masjid dan menimbulkan dua kawah ledakan, menyebabkan puluhan korban luka akibat lontaran paku dan tekanan udara.
BACA JUGA:Harga Emas Antam Naik Rp7.000 per Gram Jadi Rp2,367 Juta pada Rabu 12 November 2025
Selain di masjid, tim juga menemukan bom aktif lain di taman baca dan tong sampah sekolah. Sebagian bom tidak meledak sempurna, namun berpotensi membahayakan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




