Kenali Tanda dan Cara Deteksi Dini Gangguan Irama Jantung
Ilustrasi--Freepik.com
JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering tidak terdeteksi sejak dini. Kondisi ini terjadi ketika sistem listrik yang mengatur detak jantung tidak bekerja secara normal, sehingga jantung dapat berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Menurut Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, selaku Head of Pulse Day Task Force sekaligus Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS), irama jantung yang tidak stabil dapat menimbulkan komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, hingga kematian jantung mendadak (Sudden Cardiac Death/SCD).
BACA JUGA:Kabar Duka! Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia
Ia menjelaskan, ketika jantung berdetak terlalu lambat, aliran darah ke otak menjadi terganggu dan bisa menyebabkan penderitanya pingsan.
Sebaliknya, jika jantung berdetak terlalu cepat dalam waktu lama, fungsi pompa jantung dapat menurun drastis.
"Aritmia sering kali tidak disadari oleh penderitanya, padahal bisa menjadi penyebab utama gangguan kardiovaskular. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh karena berpotensi fatal," ujar Dicky, Jakarta, Kamis, 6 November 2025.
BACA JUGA:Belum Pernah Lari, Bolehkah Langsung Ikut Maraton?
Lebih lanjut, Dicky menyebut beberapa gejala darurat aritmia yang perlu diwaspadai, antara lain nyeri dada hebat, sesak napas berat, pingsan atau hampir pingsan, serta denyut jantung yang sangat cepat (lebih dari 150 kali per menit) atau terlalu lambat (kurang dari 40 kali per menit) disertai sakit kepala intens.
Untuk mendeteksi aritmia secara sederhana, masyarakat bisa melakukan pemeriksaan denyut nadi sendiri.
Caranya dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan atau di sisi leher, lalu menghitung denyut selama 30 detik dan mengalikannya dua kali untuk memperoleh jumlah denyut per menit.
"Detak jantung normal biasanya berada di kisaran 60-100 kali per menit," jelasnya.
BACA JUGA:Bahlil Minta Seluruh Mantan Presiden Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Aritmia juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan gaya hidup. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung, merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan hormon, serta pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama jantung.
Untuk mencegahnya, Dicky menyarankan penerapan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, mengelola stres, serta membatasi konsumsi kafein dan alkohol.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



