Status Gunung Lokon Turun ke Level II, Warga Diminta Tetap Waspada Erupsi Freatik
Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada).-Antara/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menurunkan status aktivitas Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada).
Keputusan ini diambil setelah dilakukan pengamatan dan analisis menyeluruh terhadap aktivitas vulkanik gunung tersebut selama beberapa minggu terakhir.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, menjelaskan bahwa penurunan status ini berlaku mulai 21 Oktober 2025 pukul 12.00 WITA.
BACA JUGA:Asik! Harga Tiket Pesawat Turun saat Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
"Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, dan evaluasi data visual serta instrumental hingga 20 Oktober 2025, tingkat aktivitas Gunung Lokon diturunkan dari Level III (Siaga) ke Level II (Waspada)," ujar Wafid dalam laporan resmi yang dibagikan di grup percakapan BMKG dan Stakeholder di Manado, Selasa 21 Oktober 2025.
Berdasarkan laporan tersebut, aktivitas visual Gunung Lokon selama periode 1-20 Oktober 2025 menunjukkan kondisi asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan ketinggian mencapai sekitar 30 meter.
Aktivitas kegempaan juga mengalami penurunan signifikan. Hingga 20 Oktober 2025, terekam hanya satu kali gempa vulkanik dangkal, satu gempa vulkanik dalam, dan dua kali gempa embusan per hari.
BACA JUGA:Nih! Menteri P2MI Mukhtarudin Pastikan 110 WNI Korban Online Scam di Kamboja dalam Penganganan Aman
Pada pengamatan terakhir, yakni 20 Oktober 2025 pukul 00.00-24.00 WITA, kondisi visual gunung tetap stabil. Asap putih tipis hingga sedang terpantau keluar dari kawah dengan tinggi sekitar 25 meter.
Data kegempaan menunjukkan aktivitas rendah dengan hanya satu gempa vulkanik dangkal, dua gempa embusan, satu gempa vulkanik dalam, serta delapan gempa tektonik jauh.
Badan Geologi mencatat, penurunan tekanan di bagian dangkal atau permukaan gunung juga mulai terdeteksi. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya aktivitas gempa vulkanik dangkal yang sebelumnya berasosiasi dengan pelepasan gas dari hembusan kawah.
BACA JUGA:Menkeu Siap Anggarkan Mobil Maung untuk Pejabat, Tunggu Kesiapan PT Pindad Produksi
Meski status aktivitas menurun, Wafid mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya erupsi freatik, yakni letusan yang disebabkan oleh kontak antara uap air dan magma di bawah permukaan tanah. Erupsi jenis ini dapat terjadi tiba-tiba tanpa disertai tanda-tanda peningkatan aktivitas yang jelas.
Selain itu, masyarakat juga diimbau berhati-hati pada musim hujan. "Jika terjadi hujan deras di area puncak Gunung Lokon, perlu diwaspadai potensi lahar yang mengalir melalui sungai-sungai berhulu dari puncak," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



