Anggota DPR RI Hasan Basri Agus Serukan Penanganan Pasca Banjir Bali
Hasan Basri Agus-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Anggota Komisi VIII DPR RI asal Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) menyerukan penanganan komprehensif pasca banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Bali.
Banjir di Bali ini menelan korban jiwa sebanyak 18 orang dan mengakibatkan 562 warga harus mengungsi.
Dia juga menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban yang telah kehilangan orang yang mereka cintai.
"Juga, solidaritas dan empati kami untuk para pengungsi yang harus kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya. Ini adalah ujian yang sangat berat, dan kita harus hadir bersama untuk meringankan beban mereka,” ujar HBA, Minggu tanggal 14 September 2025.
BACA JUGA:Kapan Jalan Tol Jambi dan Lampung Bisa Terhubung? Simak Penjelasannya
HBA juga mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo Subianto yang telah langsung meninjau lokasi bencana.
Dilansir dari ANTARA dia mengatkaan, apa yang dilakukan Prabowo merupakan bentuk kepedulian pemerintah pusat dan memberikan semangat serta kepastian bagi korban dan para relawan di lapangan.
Lebih lanjut, Ia menekankan bahwa fase tanggap darurat harus dilakukan dengan secepat dan seoptimal mungkin. Distribusi bantuan, termasuk kebutuhan pokok, air bersih, obat-obatan, dan tenda pengungsian yang layak, harus dipastikan sampai kepada semua penerima tanpa terkecuali.
“Data BNPB yang menyebutkan 120 titik banjir dengan 81 titik yang parah menunjukkan skala bencana yang luar biasa. Ini membutuhkan koordinasi yang solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI/Polri, relawan, dan seluruh elemen masyarakat," kata dia.
BACA JUGA:Ternyata! Anak Muda Rentan Terkena Gangguan Ginjal
HBA menegaskan, semua pihak tidak boleh ada yang bekerja sendiri-sendiri. Kolaborasi adalah kunci untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dan memulihkan kondisi,” ujarnya.
Setelah fase tanggap darurat, HBA menyarankan agar pemerintah segera melakukan langkah-langkah konstruktif jangka menengah dan panjang. Hal ini penting untuk mencegah terulang bencana serupa di masa depan.
“Kita perlu meninjau ulang tata kelola daerah aliran sungai (DAS), pengelolaan sampah, tata ruang wilayah, dan sistem peringatan dini bencana," kata dia.
Lanjutnya, perubahan iklim membuat cuaca ekstrem semakin sering terjadi, karena itu mitigasi bencana harus menjadi perhatian utama dan bagian dari pembangunan berkelanjutan di Bali.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



