Tiba di Amerika Dicueki, Seharusnya Presiden Jokowi Ambil Sikap ini

Tiba di Amerika Dicueki, Seharusnya Presiden Jokowi Ambil Sikap ini

Suasana kedatangan Presiden Jokowi di Amerika Serikat untuk memenuhi undangan.-Ist-Radartegal.com

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) seharusnya marah saat kedatangannya ke Amerika Serikat (AS) tidak disambut oleh pejabat di sana.

Diketahui ketika mendarat di Pangkalan Militer Andrews, Washington DC, AS, Jokowi hanya disambut duta besar RI untuk AS.

Sebagai bangsa yang berdaulat, Presiden Jokowi bahkan seharusnya segera pergi dan terbang lagi meninggalkan negara tersebut.

Apalagi kedatangan Presiden Jokowi ke AS, menurut Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, merupakan pemenuhan atas undangan dari pemerintah AS.

BACA JUGA:Asyik Kencan dengan Kekasihnya, Tiba-tiba Kakek Ini Lemas dan Tewas

BACA JUGA:Dilaporkan ke Polisi, Ruhut Sitompul Ngaku Tambah Beken

Yaitu untuk menghadiri pertemuan tinggal tinggi KTT ASEAN-AS yang juga dihadiri para pemimpin ASEAN lainnya.

"Di sinilah keanehan terjadi ketika tidak satupun pejabat Amerika menyambut kedatangan Jokowi," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat 13 Mei 2022, dikutip pada Radartegal.com.

Menurut Satyo, terlepas di dalam negeri kinerja Jokowi sebagai presiden banyak didera pro-kontra terhadap kebijakannya dan pemerintahannya pun banyak didelegitimasi oleh kelompok masyarakat yang kritis dan parpol oposisi, namun sebagai bangsa berdaulat, tentunya rakyat Indonesia merasa marah terhadap sikap pemerintah AS.

"Harusnya Jokowi pergi meninggalkan Amerika saat itu juga sebagai protes atas sikap pemerintah AS, meski kita sangat paham bahwa situasi ini dipengaruhi sikap Indonesia terhadap Rusia terkait perang di Ukraina," kata Satyo.

BACA JUGA:Sadil Berpeluang Bela Indonesia Lagi di SEA Games, Jika Lolos ke Semifinal

BACA JUGA:Ronaldo Angkat Bicara Soal Kedatangan Erik ten Hag

Bahkan, Satyo juga menyayangkan sikap dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI yang malah berusaha menutupi dengan mengklarifikasi, meskipun dengan alasan standar protokoler AS.

"Tapi sulit dipahami oleh masyarakat di dalam negeri ketika acara resmi kenegaraan yang dilaksanakan oleh pemerintah AS dan harusnya sebagai tuan rumah akan selalu menyambut dengan hangat jika sang tuan rumah memang mengharapkan kehadiran si tamu tersebut," pungkas Satyo. (*/Zen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: