Petani Sawit Bersyukur, Harga TBS Kelapa Sawit Terus Meroket di Indonesia

Petani Sawit Bersyukur, Harga TBS Kelapa Sawit Terus Meroket di Indonesia

“Memang baru disahkan oleh Gubernur Riau, Pak Syamsuar pada awal 2021. Harus diakui, Pergub Riau ini menjadi pergub hybrid karena perpaduan dari Pergub TBS yang sudah terlebih dahulu terbit sebelumnya di provinsi lain,” ujar Suher.

Gulat Manurung mengatakan tidak terkejut dengan tingginya harga TBS sampai Agustus ini. Bahkan mencapai rekor tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Walaupun ada kekhawatiran, harga CPO di pasar global bakal melandai setelah pemerintah Indonesia menyesuaikan pungutan ekspor.

“Akan tetapi, penyesuaian tarif pungutan ekspor malahan berdampak positif kepada harga. Saya optimistis tahun ini bisa tembus angka Rp3000 per kilogram,” jelas auditor ISPO ini.

Selain itu, Gulat menilai bahwa kebijakan pemerintah terkait petani kelapa sawit sangat tepat dan jitu. Mulai dari pemberlakukan mandatori Biodiesel 30 hingga UU Cipta Kerja, telah membuat sawit kembali menjadi komoditas primadona di Indonesia.

Pertama, Pengesahan UU Cipta Kerja diyakini telah menjadi gerbang hijau untuk keberlanjutan sawit Indonesia. Hal ini mulai diakui oleh beberapa negara di Eropa. 

Kedua, kebijakan pungutan ekspor yang disesuaikan dalam PMK 76/2021. Aturan ini telah mampu menyeimbangkan antara industri hulu dan hilir kelapa sawit. 

Penyesuaian tarif Pungutan Ekspor tersebut merupakan tindak lanjut keputusan Komite Pengarah BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) yang diketuai Menko Perekonomian.

Ketiga, program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) mampu mendorong petani untuk meremajakan tanaman usia yang sudah tua. Pemerintah di bawah Kemenko Perekonomian berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat.

Upaya ini dilakukan dengan mengalokasikan Dana Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit untuk 180.000 hektare lahan per tahun.

Keempat, mandatori biodiesel melalui campuran 30% sawit atau B30 dapat meningkatkan konsumsi sawit di dalam negeri. Bahkan Indonesia tidak lagi bergantung kepada negara lain untuk menjual CPO. Selain itu juga mengurangi kebutuhan minyak bumi untuk produksi solar.

Pemerintah tetap berkomitmen melanjutkan Program B30 guna mendukung target bauran energi Indonesia sebesar 23% di tahun 2025. Sesuai arahan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, program B30 akan tetap dijalankan pada tahun 2021 dengan target penyaluran biodiesel sebesar 9,2 juta kiloliter.

Kelima, peningkatan SDM Petani melalui dana BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) telah semakin mengubah mindset petani menuju GAP (Good Agricultural Practice).

Gulat berharap di HUT ke-77 RI pada tahun depan, BPDPKS bisa memberikan “kado” lain kepada Petani Sawit. Misalnya  dukungan berdirinya 7 pabrik sawit di 7 Provinsi di bawah manajemen Koperasi Setara APKASINDO.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: