Titik Tumpu Dalam Momentum Sosialisasi, Study Pilkada 2020 dan 2024

Titik Tumpu Dalam Momentum Sosialisasi, Study Pilkada 2020 dan 2024

4. Mengarahkan minat untuk memilih kontestan tertentu.

5. Mempengaruhi opini publik tentang isu-isu nasional.

6. Memberi pengaruh terhadap evaluasi dan interpretasi para pemilih terhadap kandidat dan even-even politik.

Untuk mencapai sasaran obyektifnya iklan politik, harus menjawab lima pertanyaan dasar berupa. Pertama, apa pesan tunggal yang paling penting untuk disampaikan kepada para pemilih. Kedua, siapa para pemilih yang dapat dipersuasi untuk memilih anda. Ketiga, metode apa yang paling efektif digunakan agar pesan anda sampai kepada pendukung potensial. Keempat, kapan saat terbaik untuk menyampaikan pesan anda kepada audiens yang dibidik. Kelima, sumberdaya apa yang tersedia untuk menyampaikan pesan kepada audiens yang diinginkan .

Gaya sosialisasi yang efektif di berbagai daerah tentu berbeda karena adanya perbedaan kultur dan momentum (waktu dan peristiwa). Menurut Yukio Nakayama (Benner, 2020), ada delapan kata kunci agar sebuah iklan dapat menyentuh perhatian khalayak:

1. Emosi. Iklan yang mampu menggugah emosi pemirsanya biasanya akan diterima secara lebih utuh oleh khalayak sasaran. Mereka akan lebih mudah menjadi bagian dari iklan yang disajikan.

2. Empati. Dengan upaya membangun empati dalam iklan, pemirsa akan digerakkan untuk berpihak pada pesan yang akan disampaikan. Hal ini bukan suatu hal yang mudah, diperlukan cara penyampaian pesan yang relevan dan dapat dipercaya.

3. Obsesi. Perlihatkan dalam iklan bahwa obsession, dan semangat untuk meraih sesuatu. Konsumen (para pemilih) akan tergerak untuk meraih hal-hal yang positif dan mengalahkan suatu tantangan.

4. Mimpi. Ini merupakan harapan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Mimpi seringkali menjadi pendorong semangat untuk mencapai sesuatu. Kita selalu mempunyai harapan dan mimpi yang membuat kita selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

5. Kecerdasan. Konsumen (para pemilih) menghargai kecerdasan yang muncul dari iklan-iklan yang disaksikannya. Pemirsa bukanlah orang-orang yang bodoh, mereka menghargai iklan-iklan yang tampil cerdas dan mampu membuat mereka tertarik.

6. Moral. Sisi moral merupakan bagian penting dari kehidupan anak manusia. Kejelian mengolah hal ini membuat sebuah ikian akan terus dikenang.

7. Realitas. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, yang tak dapat kita tolak, membuat iklan betul-betul scbagai realitas. Suatu hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita.

8. Tenderness. Sikap kasih dan pengertian merupakan hal penting yang mampu membuat konsumen ikut bersama pesan yang disampaikan.

Dalam bahasa gamblangnya, semua calon kepala daerah yang ingin melakukan sosialisasi politik secara efektip harus mempertimbangkan delapan kunci Yakayama tersebut. Karena ini menjadi frame kerangka acuan bagaimana sosialisasi pilkada dikemas. Berhasil atau tidak sosialisasi indikator faktualnya juga mengacu indikator ini.

Lalu, apakah tepat momentum Ramadhan dijadikan titik tumpu akselerasi sosialisasi kepala daerah ?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: