Kapal Penangkap Ikan Disulap Menjadi Boat Wisata

Kapal Penangkap Ikan Disulap Menjadi Boat Wisata

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, Kualatungkal - Berwisata ke kota Kualatungkal Kabupaten Tanjungjabung Barat, belum lengkap rasanya jika tidak mengunjungi jembatan Titian Orang Kayo Mustika Rayo Alam atau jembatan WFC. Jembatan ini merupakan salah satu destinasi wisata daerah di negeri berjuluk Serengkuh Dayung Serentak Ketujuan.

Terlebih lagi, wisatawan yang berkunjung diwaktu sore hari dengan menikmati suasana terbenamnya matahari  sunset disebelah barat menjadikan pengunjung betah untuk tetap berlama-lama di jembatan panjang dipinggiran laut tersebut.

Baru-baru ini, ada hal yang lebih membuat menarik perhatian saat wisatawan berada di jembatan Titian Orang Kayo Mustika Rajo Alam. Yakni Bronut Tourism dengan kehadiran sebuah kapal wisata air yang menjelajahi pesisir laut dan sungai Pengabuan yang memanjakan mata pengunjung untuk menikmati sensasi wisata bahari saat berada di hamparan hutan mangrove sambil menunggu matahari terbenam.

Apalagi para kaum milenial yang hoby berswapoto dan mengabadikan momen suasana sore hari bersama keluarga, teman, kapal wisata air ini merupakan pilihan yang pas.

Arbi, salah satu owner atau penggagas munculnya kapal wisata air ini menyebutkan, dirinya pertama kali terpikir pada saat melihat kapal nelayan sang ayah yang sudah lama tidak digunakan. Dari itu muncul ide untuk memodifikasi kapal tersebut menjadi kapal wisata air.

"Awalnya melihat ada kapal punya bapak dak terpakai. Dari pada nganggur dan tidak terawat, saya minta izin ke bapak. Awalnya beliau berat untuk mengizinkan karenakan ngurus administrasinya susah. Tetapi setelah saya coba konsultasi dengan pihak terkait Alhamdulillah keluar izin. Lalu kami bersama teman-teman berinisiatif untuk modif kapal ini menjadi kapal wisata air," jelasnya.

Bronut Tourism merupakan kapal wisata air yang semula adalah kapal penanggkap ikan nelayan berjenis viber dengan mesin speed boat model BF20 berbahan bakar pertalite. Kapal itu dimodifikasi oleh sekelompok pemuda di Kelurahan Kampung Nelayan, menjadi sebuah kapal wisata air yang saat ini dikenal dengan sebutan Bronut Tourism. 

Diketahui bahwa boat ini semula merupakan salah satu puluhan bantuan pemerintah pusat perikanan yang tidak difungsikan sebab, penghasilan nelayan di Kualatungkal tidak sesuai dengan biaya operasional kapal tersebut.

Kapal wisata yang berkapasitas maksimal 20 orang ini, sudah beroperasi selama lebih kurang satu bulan, dengan fasilitas yang dilengkapi baju pelampung, snack. “Setiap penumpang telah masuk dalam asuransi jiwa jika terjadi hal-hal yang membahayakan serta perlengkapan protokol kesehatan seperti masker dan handsanitaizer,” ungkapnya kepada Jambi Independent.

Adapun mengenai biaya perjalanan, setiap penumpang dewasa dikenai tarif sebesar Rp 20 ribu, kemudian anak-anak Rp 10 ribu dengan rute perjalanan selama lebih kurang 40 sampai 50 menit menelusuri tepian kota Kualatungkal di Sungai Pengabuan dan menjelajah hutan mangrove serta aktifitas hewan-hewan pesisir.

Namun, kata Arbi, mengingat kondisi air pasang surut di Kualatungkal, Bronut Tourism tidak setiap waktu dapat beroperasi. Terkadang ada kalanya air laut surut kering sehingga kapal wisata andalan kandas terpaksa tidak dapat beroperasi.

Kapal mulai beroperasi dari pukul 15.00 wib, sampai pukul 18.00 WIB, stanby di jembatan WFC tepatnya diujung pelabuhan LLASDP Kualatungkal. “Tergantung kondisi air laut, kadang ada saat-saat dimana air laut itu kering disiang hari. Nah, terpaksa kita tidak keluar dan juga untuk mengeksplore hutan mangrove terbatas untuk masuk wilayah parit," tuturnya.

Antusias pengunjung begitu luar biasa dengan kehadiran Bronut Tourism. Sehari kapal wisata air itu dapat mengangkut penumpang sebanyak tiga sampai empat kali tergantung arus air laut.

"Sehari kita bisa tiga sampai empat kali berangkat, tapi kita lihat situasi dan kondisi air laut juga kalau deras kita tidak berani membawa penumpang menyeberang paling hanya tepian kota Kualatungkal mulai dari pemukiman kampung nelayan sampai Sungai Tiram,"sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: