Tito: Jangan Manipulasi Data Covid-19

Tito: Jangan Manipulasi Data Covid-19

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI – “Jangan melaporkan data yang tak menggambarkan situasi sebenarnya, sehingga untuk laporannya bisa lebih indah. Ini bahaya, tiba-tiba kasus bisa meningkat,” kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, saat kunjungan kerjanya di Provinsi Jambi, Jumat (3/9).

Kedatangannya adalah ingin menegaskan ke Provinsi Jambi untuk mengendalikan Covid-19. Bukan meniadakan Covid-19, dengan memanipulasikan data pasien, sehingga data tak sesuai dengan sebenarnya.

Lanjutnya, mengendalikan Covid-19 ini harus sesuai dengan indikator. Sehingga untuk penanganan Covid-19 dapat dilakukan dengan baik. Indikatornya yakni Bor atau tempat tidur yang cukup, data pasien Covid-19 dilaporkan dengan baik dan diupdate, testing dan trakingnya harus ditingkatkan.

Dalam pelaporan data, kata Tito juga harus diperhatikan, untuk yang dilaporkan tersebut juga harus update, jika data dua atau tiga minggu sebelumnya baru dilaporkan, maka ini menjadi kesalahan besar. “Akibatnya kasus melonjak, dan harus ada kerjasama untuk pendataan dan pelaporan, kalau dimasukkan data lama ini kebijakan yang salah, seperti di Bali misalnya,” sebutnya.

Sementara itu, dari kacamata pusat, Jambi terjadi peningkatan kasus pada Juli lalu, kemudian tren kematian juga meningkat. Tito menganalisa, peningkatann tersebut karena adanya varian delta yang sekarang mendominasi dunia, memungkinkan berdampak juga di Jambi.

“Ini yang perlu diwaspadai, jangan sampai lengah. Memang sementara ini kasus tengah melonjak, bukan hanya di Indonesia, melainkan di negara lain, seperti Singapura, Jepang, Australia dan lainnya,” jelasnya.

Yang menjadi cacatan, Tito yang pernah menjabat sebagai Kapolri tersebut mengatakan Covid-19 berkepanjangan atau long Covid-19, juga harus diantisipasi, sehingga kesembuhan pasien dapat terjadi dengan cepat. Salah satunya untuk memeriksa antibody pasien.

Kata dia, biasanya ada pasien yang hasil PCRnya selalu menunjukkan positif, sehingga pasien tak bisa sembuh dari Covid-19. “Kalau antibodynya tinggi keluarkan mereka dari isoter, karena ini tak menularkan lagi. Covid-19 itu masa inkubasinya hanya 14 hari saja,” tambahnya.

Kemudian, di Jambi alat PCR juga harus ditambah, ini untuk percepatan testing, pasalnya di Jambi testing untuk pasien masih sangat lemah. “PCR itu sangat perlu, karena dengan ini bisa testing, kemudian mengathui keberadaan Covid-19, sehingga bisa cepat ditanggulangi,” ungkapnya.

Diakuinya, memang untuk saat ini kondisi Covid-19 di Jambi mengalami penurinan kasus, namun dia berpesan pada Pemprov dan masyarakat, agar tetap waspada, jangan euporia walaupun kasus telah turun dan sudah ada kelonggaran. Ini harus dikawal ketat terkait kelonggaran itu, seperti di restoran, tempat ibadah, mall dan lainnya.

“Hati-hati untuk Jambi, Kota Jambi mungkin bisa diantisipasi, tapi di daerah ujung, kemampuan kesehatan kurang mewadahi, sehingga overload, kemudian jika ada pasien yang dibawa ke Kota Jambi dari daerah, dengan jarak yang jauh, sehingga tak tertolong lagi,” ucapnya.

Terkait vaksinasi, Tito Karnavian akan mengusahakan untuk mendatangkan vaksinasi ke Jambi. Namun, dirinya meminta agar Pemprov berkirim surat ke pusat terkait hal ini, namun harus ada skenario jumlah vaksin yang maksimal. “Sehingga vaksin di Jambi bisa terpenuhi, tapi skenarionya harus disiapkan dulu, jadi setelah dikirim bisa segera terealisasi,” tandasnya. (slt)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: