Masjid Jogokariyan, Jamaah Salat Subuh Selalu Penuh Seperti Jumatan

Masjid Jogokariyan, Jamaah Salat Subuh Selalu Penuh Seperti Jumatan

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA - Viral di media sosial, sebuah Masjid di Yogyakarta, bernama Masjid Jogokariyan selalu dipadati jamaah salat subuh.

Saking banyaknya jamaah, hingga melebihi kapasitas Masjid. Jamaah tumpah ruah ke pelataran Masjid layaknya salat Jumat.

Hal ini seperti terlihat di video yang diunggah oleh akun twittee sunset_17. Terlihat para jamaah laki-laki memenuhi pelataran Masjid karena penuh. Begitupun jamaah perempuan.

Akun Twitter sunset_17 ini menyebut bahwa Masjid Jogokariyan telah lama mewujudkan jamaah salat subuh yang mirip dengan salat Jumat.

"Masjid Jogokariyan sudah mewujudkan jamaah shalat subuh nya melebihi kapasitas masjid dan dengan shaff yang rapat."

"Sudah saatnya kita kembali merapatkan shaff shalat berjamaah dan meramaikan shalat subuh melebihi jamaah shalat jum'at," tulis akun tersebut.

Masjid Jogokariyan ini pernah jadi sorotan pada tahun 2019 lalu ketika masa konvoi melempar batu ke Masjid tersebut.

Masjid ini dibangun tahun 1966 dan diresmikan pada tahun 1967.

Adapun nama masjid diambil dari nama Kampung Jogokariyan tempat Masjid itu berada tepat di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta

Kebiasaan Salat Subuh Berjama'ah

Dikutip dari situs Kemenag Pemalang, Masjid ini pernah menjadi tempat studi banding oleh Rombongan FKUB Kabupaten Pemalang pada tahun 2020 lalu.  

Takmir Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir mengatakan, pengurus masjid menginginkan Masjid Jogokariyan berfungsi sebagaimana masjid pada masa Rasulullah Muhammad SAW.

"Nabi dan para sahabat tidak pernah melaksanakan sholat wajib di rumah. Mereka melaksanakan sholat wajib berjamaah di masjid," kata Muhammad Jazir belum lama ini.

Jazir mengatakan, pengurus Masjid Jogokariyan selalu menggalakkan salat jamaah di Masjid. Seperti dicontohkan Nabi.

Dia mengatakan, kondisi Jamaah yang penuh saat Salat Subuh di Masjid tersebut, tidak terlepas dari perjuangan para pengurus Masjid.

Penguris Masjid Jogokariyan sebelumnya pada tahun 90-an melaksanakan pendataan masyarakat Jogokariyan.

Dari data tersebut, takmir membuat peta dakwah di Jogokariyan.

"Takmir membuat pemetaan, mana rumah yang warganya sudah melaksanakan sholat berjamaah di masjid, mana rumah yang warganya sudah melaksanakan sholat tapi hanya di rumah, sampai warga yang belum melaksanakan sholat," tutur Jazir.

Jazir menjelaskan, bagi warga yang tidak bisa sholat, Takmir menyediakan tenaga untuk mengajari sholat.

Kemudian Takmir menyebarkan undangan untuk melaksanakan sholat berjamaah di Masjid Jogokariyan.

Takmir memberikan minum bagi jamaah sholat Subuh, apabila ada alas kaki jamaah yang hilang, Takmir siap mengganti dengan merk yang sama.

"Takmir juga memberikan hadiah bagi jamaah yang paling giat melaksanakan sholat Subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan," ungkapnya.

Selain itu, langkah lainnya dalam menjaga umat dengan jaminan kesehatan bagi Jamaah yang tidak mampu dengan asuransi kesehatan.

Pihak Masjid juga menyediakan klinik kesehatan gratis seusai sholat maghrib sampai jam 9 malam.

"Selain itu kami menyediakan lumbung beras bagi umat yang tidak mampu, menyediakan seragam dan biaya pendidikan," jelas Jazir.
"Kami coba menghayati Rasulullah dalam membangun masjid, merawat umat."

"Dengan demikian masyarakat akan semakin mencintai masjid. Jangan sampai masyarakatnya kelaparan sementara Takmir masjid membangun menara masjid yang menjulang tinggi," pungkasnya. (Fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: