Pekan Depan Mulai Diberlakukan

Pekan Depan Mulai Diberlakukan

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Menindaklanjuti pembatasan pembelian solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam Kota Jambi, khusus bagi angkutan beroda enam, Rabu (3/11), Wali Kota Jambi, Syarif Fasha kembali menggelar rakor bersama sejumlah pemilik SPBU di Kota Jambi.

Hasilnya, penerapan pembatasan ini dijadwalkan akan dimulai pekan depan. Untuk mekanisme penjagaan, nantinya akan ada tim gabungan TNI-Polri, Satpol PP dan Dishub diatur dalam tiga sif.

Mereka mengawasi, baik kerja si operator ataupun antrean truk-truk. Sebab, kata Fasha, antrean atau parkir truk hanya diperbolehkan di areal SPBU. Jika di luar itu, maka bisa saja dipinta putar balik. Jika tetap ngotot, maka ada sanksi tilang.

“Ini karena banyak keluhan, menumpuknya truk. Juga membuat warga Kota Jambi tidak kebagian solar. Ditambah lagi, banyak truk yang modifikasi ukurang tangki. Pertamina tidak tambah kuota solar,” kata dia.

Bahkan, jika nantinya ada SPBU yang nakal, Fasha meminta agar Pertamina menghentikan pasokan solar ke SPBU tersebut. “Untuk waktunya juga nanti akan dirapatkan lagi berapa lama. Ini juga untuk membiasakan para sopir truk agar tidak mengisi berlebihan di SPBU Kota Jambi. Sehingga harus dimitigasikan,” timpalnya.

Memang, dengan meningkatnya jumlah angkutan per harinya yang mencapai 4.000, tentu tidak bisa dibatasi. Maka dari itu, opsi membatasi pembeliasn minyak tersebut diambil.

“Khususnya mobil batu bara dan angkutan sawit. Sebab, Kota Jambi perlintasn mereka menuju stok pile pembongkaran di Niaso dan Talangduku. Sedangkan truk lain seperti sembako, ekspedisi, pengangkut ternak, hasil-hasil pertaninan dan lainnya,”  jelasnya.

Memang diakui Fasha, pilihan ini  tidak mengenakkan bagi pemilik SPBU. Namun, jika nantinya terjadi gejolak, maka Pemkot Jambi akan meminta bantuan Gubernur Jambi untuk memanggil apra pelaku perusahaan batu bara ataupun perkebunan.

“Biar kita minta untuk mereka menyiapkan BBM sendiri di mulut tambang. Karena aturannya harusnya seperti itu,” tukasnya.

Sementara itu, Sales Area Manager (SAM) Pertamina EP 1 Jambi Edo Eko Satriyo menyebutkan memang, dengan adanya antrean-antrean ini menjadi perhatian. “Yang paling sering terjadi kekosongan solar di Muarojambi dan Kota Jambi. Sejak adanya kenaikan harga batu bara, jadi kami minta diberikan draft pengumuman berupa spanduk untuk dipasang ke SPBU-SPBU,” singkatnya.

Diberitakan sebelumnya, Sales Branch Pertamina, Zulfirman mengatakan, rakor tersebut membahas mengenai lalu lintas di SPBU. Nantinya, pihaknya selaku oprerator masih menunggu kebijakan dan regulator dari pengawasan Pemkot Jambi seperti apa.

 “Kalau untuk antrean ini infonya, pasca PPKM memang aktivitas meningkat termasuk jumlah angkutan yang terus bertambah. Kalau untuk solar masih aman. Poinnya Pertamina tadi hanya menyampaikan jumlah SPBU,” singkatnya. (zen/rib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: