Hilangnya Jejak Malaikat Kecil di Masjid

Hilangnya Jejak Malaikat Kecil di Masjid

Kampanye ini dibiayai kontribusi dari penduduk desa dan orang Turki yang tinggal di Eropa.


Jamaah Darul Mukminin, Gampong Suak Hulu, Aceh Selatan juga punya cara yang kreatif. Jamaah dan warga memberikan hadiah khusus bagi anak yang melakukan shalat tarawih selama 30 malam penuh.

Hadiah itu dalam bentuk uang dan buku tulis, diberikan untuk tiga anak yang dinyatakan lulus berdasarkan absensi kehadiran.

Ada 83 anak yang antusias mengikuti kegiatan yang mereka namai Ramadhan Ceria ini. Mereka akan dinilai, yang shalat selama 30 hari dan tertib mendengarkan ceramah dan tidak bergurau saat ibadah berlangsung lah yang akan mendapat hadiah.

Baca Juga: Kasus DNA Pro Terus Berlanjut, Pasutri Rizky Billar dan Lesti Kejora Diperiksa Polisi

Baca Juga: Berpuasa Baik untuk Penderita Ganguan Pencernaan Lho, Ini Penjelasan Dokter

“Kami ingin anak–anak terbiasa melakukan sholat berjamaah di masjid. Dan kelak mereka akan menjadi generasi penerus yang selalu taat dan patuh melaksanakan perintah Allah,” ujar Safriadi Keuchik, di Gampong Suak Hulu kepada media.


Masjid Jadi Play Station Buat Anak

Maraknya pengurus masjid atau jamaah yang mengusir anak-anak dari masjid juga menjadi perhatian Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Sekjen PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Ad Daruquthni berharap, tempat ibadah umat Islam bisa menjadi play station atau ramah anak sehingga anak-anak dekat dengan masjid.

Baca Juga: Harga Avtur Naik, Kemenhub Perbolehkan Maskapai Sesuaikan Harga Tiket

Baca Juga: Ada Petunjuk Baru Kasus Pembuangan Bayi di Desa Senaung

“Masjid jadi play station. Jangan melarang anak-anak bermain di dalamnya. Play station ini maksudnya di dalam masjid ada game edukasi tidak diisi dingdong atau game online,” kata Imam kepada media beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, banyak anak saat ini semakin jauh dari masjid. Pasalnya, takmir tidak berusaha menginternalisasi masjid sebagai tempat yang menyenangkan.

Masjid sebagai tempat bermain, kata dia, tidak diterjemahkan sebagai terjemahan sederhana dari perubahan tempat ibadah menjadi area permainan.

Namun, masjid harus memiliki fungsi sebagai pusat pendidikan anak yang menyenangkan.

Baca Juga: Kasus BBM Ilegal di Talang Duku, Lima Orang Jadi Tersangka

Baca Juga: Bocah Perempuan Tenggelam saat Bermain Rakit di Tamanrajo

”Jadi play station ini bukan lagi gadget perusak. Tapi mengubah masjid menjadi play center. Hal ini juga dapat meregenerasi anak-anak masjid menjadi anak-anak terbaik bagi bangsa di masa depan,” tambahnya.

Dengan mendekatkan anak-anak dengan masjid, diharapkan regenerasi Islam akan terjadi dengan natural dan berpondasi kokoh.

Namun tentunya, anak-anak harus juga diajarkan tata tertib di masjid sesuai usianya.
Menjauhkan, memarahi, bahkan mengusir anak-anak dari masjid justru akan menjauhkan jiwa-jiwa malaikat cilik itu dari agama dan Allah. Bisa dibayangkan betapa berbahayanya jika ini terjadi.

Seperti yang dikhawatirkan Muhammad Al Fatih, penguasa Utsmani, penakluk Konstantinopel, pendiri 300 masjid dan 57 sekolah.

Baca Juga: MX King 150 Pertahankan Gelar Terbaik Otomotif Award

Baca Juga: Wow! 3 Manfaat Garam Laut untuk Kesehatan, Nomor 2 Luar Biasa

“Kalian harus takut jika tawa anak-anak tidak terdengar lagi di masjid kalian…” (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: