Papua Tidak Akan Damai Sampai Kapanpun, Jika Ini Masih Terjadi..

Papua Tidak Akan Damai Sampai Kapanpun, Jika Ini Masih Terjadi..

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Tidak sedikit warga sipil, prajurit TNI, dan personel Polri menjadi korban keganasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua beberapa waktu. 

Belakangan, KKB ini menunjukkan eksistensinya dengan cara melakukan serangan mematikan.

Aksi kekerasan yang kerap di lakukan KKB tersebut bukanlah merupakan solusi yang baik. Ini yang disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas saat di wawancarai Rabu pagi 27 April 2022.

"Senjata dan kekerasan bukan solusi dalam mencari jalan keluar apalagi tujuan mereka yang ingin merdeka," katanya. 

Baca Juga: Berbie Kumalasari Jadu Pengacara Guru Ngaji yang Cabuli 10 Santriwati, Ini Katanya

Baca Juga: Soal Pertemuan Jokowi dan Anies di Sirkuit Formula E , Hasan Nasbi Bilang Begini

Pria kelahiran Nabire 26 September 1982 itu meminta agar KKB tidak lagi menggunakan senjata untuk menyampaikan aspirasinya karena menimbulkan banyak kerugian.

"Ada jalur komunikasi. Bisa mereka gunakan juru bicara untuk menyampaikan apa yang diinginkan, bukannya pakai kekerasan dan senjata," tegasnya.

Politikus Partai Gerindra itu dengan lantang menyatakan bahwa Papua tidak akan damai sampai kapan pun apabila cara kekerasan terus-menerus dilakukan.

"Selama KKB angkat senjata, Papua tidak akan damai dan itu hingga hari kiamat pun tetap tidak damai," cetusnya.Yan Mandenas kembali menegaskan bahwa pasukan TNI yang berstatus Bawah Kendali Operasi (BKO) di Papua tidak akan berhenti didatangkan selagi KKB masih terus melakukan aksi teror.

Baca Juga: Pemudik Jalur Udara Meningkat KKP Jambi Pastikan Masyarakat Aman Masuk Jambi

Baca Juga: Pastikan Jambi Aman, Polda Jambi Siagakan Penembak Jitu Saat Arus Mudik Lebaran

"Pasukan di Papua kurang, sehingga dibutuhkan penambahan pasukan dari luar untuk memback-up anggota yang ada" tegasnya.

Dia menerangkan saat ini sudah ada langkah persuasif yang dilakukan oleh aparat gabungan untuk menghindari kekerasan verbal, yakni melalui pendekatan teritorial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: