Laga Terakhir Jepang vs Indonesia: Bukan Soal Skor, Tapi Harga Diri dan Pelajaran Besar!

Laga Terakhir Jepang vs Indonesia: Bukan Soal Skor, Tapi Harga Diri dan Pelajaran Besar!

Laga Terakhir Jepang vs Indonesia-Instagram@timnas indonesia-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Sepak bola adalah panggung bagi keajaiban. Di sana, bukan hanya kekuatan fisik dan nama besar yang menentukan hasil akhir. Semangat, keberanian, dan mentalitas petarung kadang jadi penentu utama siapa yang keluar sebagai pemenang.

Hal inilah yang kini dipegang erat oleh Timnas Indonesia menjelang laga krusial melawan Jepang di laga pamungkas putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Pertandingan ini akan digelar di Stadion Panasonic Suita, Osaka, Jepang, pada Selasa, 10 Juni 2025 pukul 17.35 WIB. Meski hasilnya tak lagi memengaruhi posisi di klasemen—karena Indonesia telah mengamankan tiket ke babak keempat laga ini tetap sarat gengsi.

Bagi Garuda, ini bukan sekadar pertandingan. Ini adalah ajang pembuktian bahwa mereka tak lagi hanya pelengkap dalam peta sepak bola Asia. Jepang memang raksasa yang telah menginjakkan kaki di tujuh edisi Piala Dunia terakhir secara beruntun.

BACA JUGA:Hari Raya Idul Adha 1446 H di Jasa Raharja: Semangat Berbagi yang Tulus sebagai Cerminan Pelayanan

BACA JUGA:Sering Bikin Bising! Polres Kerinci Gerebek Karaoke Fanny, Ini Hasilnya

Namun kali ini, mereka tak datang dengan kekuatan penuh. Banyak pemain utama seperti Takumi Minamino, Kaoru Mitoma, hingga Kyogo Furuhashi absen karena rotasi skuad.

Sebaliknya, Indonesia datang dengan kekuatan terbaik. Jay Idzes siap memimpin lini pertahanan, dikawal Maarten Paes atau Emil Audero di bawah mistar. Kevin Diks akan menjadi motor serangan dari sisi kanan, sementara duet Thom Haye dan Joey Pelupessy mengatur irama permainan di lini tengah.

Di lini depan, striker anyar Ole Romeny tengah berada di puncak performa dengan tiga gol dalam tiga pertandingan. Ia berpeluang menambah koleksi golnya dan menjadi pembeda dalam laga berat ini. Skuad lokal seperti Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, dan Beckham Putra juga siap unjuk gigi, memperkuat sinergi antara pemain lokal dan diaspora.

Patut dicatat, Jepang kini tengah bereksperimen. Dalam kekalahan melawan Australia pekan lalu, mereka menurunkan sejumlah debutan seperti Yu Hirakawa dan Kota Tawaratsumida. Statistik juga menunjukkan penurunan tajam hanya satu dari 13 tembakan yang tepat sasaran, jauh menurun dari efisiensi biasanya.

BACA JUGA:Lewat Program Desa BRILiaN, BRI Dorong Terwujudnya Desa Wisata sebagai Destinasi Unggulan Daerah

BACA JUGA:Cuan Terus! Ini 5 Keunggulan Zodiak Taurus dalam Mengatur Keuangan: Stabil, Cermat, dan Penuh Perhitungan

Pelatih Patrick Kluivert menyadari hal ini. Meski tak berniat mendominasi penguasaan bola, ia menyusun strategi yang efektif—mengandalkan kecepatan serangan balik dan kedisiplinan bertahan. Gaya ini telah membawa dua kemenangan dan tiga clean sheet dalam empat laga terakhir.

"Kami tahu tak mudah menguasai bola melawan Jepang, tapi kami bermain dengan cara kami sendiri. Ini tentang mentalitas, bukan hanya taktik," ujar Kluivert dalam konferensi pers di Osaka.

Dulu, Indonesia selalu inferior saat jumpa Jepang. Dalam dua pertemuan terakhir, Garuda dibungkam 0-4 dan 0-3 tanpa perlawanan berarti. Namun kali ini, kondisinya berbeda. Tak ada tekanan klasemen, tak ada beban target. Justru inilah momen tepat untuk tampil lepas dan mengejutkan.

Joey Pelupessy menyuarakan semangat tim. "Kami menang dua kali beruntun, itu membuat kami lebih percaya diri. Semua pemain siap memberikan yang terbaik," ucap gelandang Lommel SK itu.

BACA JUGA:Tahu Gak! SPMB Tingkat SMP di Kota Jambi Dilaksanakan Secara Daring

BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Chromebook! Kejagung Panggil 3 Mantan Stafsus Nadiem Makarim

Tantangan terberat memang datang dari motivasi Jepang sendiri. Mereka belum pernah kalah dalam 14 laga kandang terakhir. Kekalahan terakhir di rumah sendiri terjadi saat takluk dari Kolombia pada Maret 2023.

Kapten Jepang Wataru Endo menegaskan tekadnya, "Kami ingin tutup kualifikasi ini dengan cara yang mengesankan. Ini adalah rumah kami, kami akan buktikan siapa tim terbaik di Grup C."

Laga ini mungkin tak lagi berdampak langsung terhadap tiket ke Piala Dunia, tapi punya makna besar bagi harga diri dan mentalitas Indonesia. Garuda perlu tampil seperti bocah desa yang bermain bola dengan semangat tulus—tanpa takut, tanpa beban, tapi penuh keberanian dan gairah.

Sudah 36 tahun lamanya Indonesia tak mencuri hasil dari Jepang. Terakhir imbang 0-0 pada 1989, dan terakhir menang adalah di laga persahabatan 1981.

BACA JUGA:Deretan Lagu Romanticizing Single Era yang Cocok Buat Kamu yang Lagi PDKT

BACA JUGA:Libur Idul Adha, 5.840 Kendaraan Lintasi Jalan Tol Bayung Lencir - Tempino di JTTS

Kini, saatnya menyudahi penantian panjang itu. Bermain bukan untuk klasemen, tapi untuk harga diri. Tunjukkan bahwa Garuda bukan lagi anak bawang di Asia. Tebarkan keberanian, dan tancapkan taring di jantung negeri Matahari Terbit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: