Cerita Rakyat Sumatera Utara, Kisah Dayang Bandir dan Sandeang Raja

Cerita Rakyat Sumatera Utara, Kisah Dayang Bandir dan Sandeang Raja

Ilustrasi mahkota. -ist/jambi-independent.co.id-freepik.com

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Indonesia adalah negara yang memiliki beribu ragam budaya di dalamnya. Termasuk cerita rakyat atau legenda yang sarat dengan pesan-pesan moral. 

Cerita rakyat atau legenda ini berkembang mulai dari ujung Sabang hingga ke Merauke. Indonesia, dengan keanekaragaman budaya dan sejarahnya, memiliki banyak legenda dan cerita rakyat yang kaya akan mitos dan cerita mistis.

Legenda dan cerita rakyat ini merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia, menceritakan kisah-kisah yang penuh dengan keajaiban, makna filosofis, dan pelajaran moral.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa legenda dan cerita rakyat yang terkenal dan menarik di Indonesia, yang menghidupkan khazanah budaya dan kepercayaan nenek moyang kita. Sebuah cerita rakyat dari Sumatera Utara.

BACA JUGA:Bareskrim Polri Minta Klarifikasi Soal Polemik Ponpes Al Zaytun, Bagaimana Nasib Panji Gumilang

BACA JUGA:Kecelakaan Tunggal di Jalan Lintas Sumatera KM 40 Bungo, 1 Orang Meninggal Dunia

Kisah Dayang Bandir dan Sandean Raja

Alkisah, hiduplah Dayang Bandir dan Sandean Raja. Mereka adalah kakak beradik dari Kerajaan Timur. Di saat usia mereka yang masih amat muda, mereka telah menjadi anak yatim piatu karena Raja wafat. Sementara ibu mereka telah meninggal saat melahirkan Sandean Raja.

Dengan meninggalnya sang Raja, maka artinya harus dipilih raja yang baru. Saat itu Sandean Raja masih kecil.

Itu artinya, takhta kerajaan dipegang oleh Paman Kareang sementara. Sayangnya, Paman Kareang licik. Dia berniat untuk menguasai kerajaan selamanya.

Dayang Bandir mengetahui niat buruk pamannya. Karena itu, dia menyembunyikan pusaka kerajaan milik ayahnya.

BACA JUGA:Lewat Guntur Muchtar, PT DMPI Kerjasama dengan DPP Perikhsa, Pembeli Banyak Dapat Fasilitas Gratis

BACA JUGA:Cerita Rakyat Sumatera Utara: Putri Ular

Dia tak mau pamannya merebut pusaka itu. “Hanya adikku yang berhak atas pusaka ini,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: