Massa Pencinta Habib Rizieq Kepung Polisi sambil Bawa Celurit

Massa Pencinta Habib Rizieq Kepung Polisi sambil Bawa Celurit

Aksi pengepungan terhadap mobil Binmas saat mendatangi Pondok Pesantren Al-Islah di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis 27 Oktober 2022-Foto : (ANTARA/HO-Polres Pamekasan)-

Karena ada kabar yang keliru itu, maka warga lalu berdatangan dan mengadang mobil patroli Binmas yang dikendarai keempat orang personel Polres Pamekasan ini," kata Nining.

Sementara itu, sebuah rekaman video beredar di media sosial yang menunjukkan gambar adanya kelompok massa mendatangi Pondok Pesantren Al-Islah dengan membawa senjata tajam jenis celurit.

BACA JUGA:Sudah Dilarang Lewat SE Bupati, Kades di Merangin Nekat ke Luar Negeri

BACA JUGA:Soal Kisruh Bimtek Kades Merangin, Ini Penjelasan Travel DivaLookah

Massa yang berjumlah sekitar ratusan orang itu mengadang mobil Binmas Polisi dengan berteriak "polisi mester Sambo".

Sebelumnya, Kapolres Pamekasan AKBP Rogib Triyanto mengatakan Polres Pamekasan memang sedang menggelar Operasi Bina Waspada Semeru 2022, sebagai upaya mencegah penyebaran paham radikal dan melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan adanya warga terlibat jaringan teroris.

Operasi tersebut merupakan upaya jangka panjang untuk mencegah adanya warga yang terpapar paham radikal.

Operasi Bina Waspada Semeru 2022 digelar dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi ke pondok pesantren, organisasi kemasyarakatan (ormas) bidang keagamaan, serta lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama.

BACA JUGA:Ini Cara Mengencangkan Wajah tanpa Operasi

BACA JUGA:Ditinggal Parkir dalam Keadaan Menyala, Mobil Innova di Dekat Masjid Agung Muarasabak Tergelincir ke Jurang

Melalui operasi tersebut, polisi ingin mengajak para pengasuh pondok pesantren untuk proaktif dalam terlibat dalam kegiatan pencegahan paham radikal.

"Intinya, melalui Operasi Bina Waspada 2022 ini, kami menginginkan tercipta situasi yang kondusif melalui pendekatan pemahaman keagamaan yang toleran, sehingga bisa saling menghargai perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya," kata Rogib.

Sementara itu, Kepala Desa Angsanah Moh Masduki menjelaskan aksi massa itu terjadi karena ada salah paham.

"Kejadian itu murni salah paham karena kabar yang beredar ke masyarakat menyebutkan bahwa kedatangan polisi ke Pondok Pesantren Al-Islah dalam rangka mengintimidasi pengasuh pondok pesantren agar menggagalkan kegiatan pengajian akbar yang akan dihadiri oleh Habib Bahar (sebagai penceramah) pada 30 Oktober 2022. Padahal, polisi datang untuk bersilaturahmi saja," kata Masduki.

BACA JUGA:Ratusan Kendaraan Listrik Korlantas Polri Amankan KTT G20 Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com