Kabar Buruk dari Amerika Picu Penguatan Rupiah Hari Ini

Kabar Buruk dari Amerika Picu Penguatan Rupiah Hari Ini

Kurs rupiah hari menguat 23 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp 15.600 per USD-Ilustrasi/foto: Ricardo-JPNN.com

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kabar baik pagi ini datang dari kurs rupiah terhadap dollar pada pagi hari ini.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika mengalami penguatan. Hal ini dipicu kabar buruk dari Amerika.

Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi 26 Oktober 2022 menguat 23 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp 15.600 per USD.

Nilai tukar rupiah hari ini naik dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.623 per USD.

BACA JUGA:Bharada E Bersaksi Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J: Minta Maaf, Siap Terima Semua Keputusan

BACA JUGA:BPOM Akui Tak Cek EG dan DEG pada Obat Sirup

Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya menyebutkan penguatan rupiah dipicu kekhawatiran ekonomi yang dapat memburuk akibat kenaikan secara agresif suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

"Kembali muncul kekhawatiran kondisi ekonomi AS yang memburuk akibat kebijakan moneter agresif dari bank sentral AS," tulis di Jakarta, Rabu 26 Oktober 2022 seperti dikutip dari JPNN.com

The Federal Reserve telah mengambil kebijakan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin sebanyak tiga kali pertemuan sebelumnya, yang menjadi langkah darurat untuk menekan inflasi yang tinggi di Amerika Serikat.

Namun, belum adanya tanda-tanda penurunan inflasi dan beberapa data ekonomi yang menunjukkan kondisi yang makin melemah.

BACA JUGA:Kompak Pakai Kemeja Couple dengan Tangan Diborgol, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Jalani Sidang Putusan

BACA JUGA:Lesti Kejora Nongkrong Bareng Sahabat Pasca Alami KDRT, Ini Komentar Netizen

Hal itu memberikan dukungan pada peringatan beberapa pejabat The Fed yang menyuarakan untuk lebih bersikap hati-hati dalam mengambil kebijakan moneter.

"Setidaknya tiga pejabat The Fed sudah menyuarakan kekhawatiran imbas buruk pada ekonomi jika The Fed melanjutkan untuk mengambil langkah moneter yang agresif ke depannya," Tim Riset Monex Investindo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com