Tampilkan Kuliner dan Pakaian Tradisional, Dusun Kampung Tengah Ramaikan Kenduri Swarnabhumi
Tampilkan Kuliner dan Pakaian Tradisional, Dusun Kampung Tengah Ramaikan Kenduri Swarnabhumi-Bambang/jambi-independent -
SAROLANGUN, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Warga Kelurahan Dusun SAROLANGUN Kampung Tengah ikut memeriahkan kegiatan kenduri swarnabhumi, dengan menampilkan pakaian dan ciri khas tradisi SAROLANGUN tempo dulu.
Kampung tengah Dusun Sarolangun menjadi salah satu dusun, atau kampung tua yang berada di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
Tidak heran warga di dusun tersebut memiliki tradisi yang sangat kental dengan masa lampau, mulai dari tradisi behumo (betani) Manjalo (mencari ikan di sungai), memasak lemang (pada perayaan hari-hari besar) dan berpakaian tradisional ala induk induk dan nenek mamak.
Dalam kegiatan kenduri swarnabhumi di Kabupaten Sarolangun, warga Dusun Tuo Sarolangun memanfaatkan momen tersebut untuk ikut menampilkan tradisional dusun yang saat ini mulai jarang ditemui di kalangan masyarakat modern.
BACA JUGA:Ini Penjelasan Sri Mulyani Terkait Harga Minyak Dunia Turun namun BBM Naik
BACA JUGA:Tolak Keras Kenaikan Harga BBM, HMI Jambi akan Lakukan Unjuk Rasa Lebih Besar dari Sebelumnya
Devi warga kampung tengah menuturkan, melalui kegiatan budaya ini dirinya bersama ibu yang lainnya mempersiapkan berbagai macam tradisi untuk ditampilkan.
"Kalo kita ibu-ibu menampilkan kuliner ciri khas warga Dusun Tuo ini, mulai dari sambal pijak (sambal dari rica ikan bakar), rendang kedekang (buah kedekang khas SAROLANGUN), kemudian tumis paku, gulai ucam-ucam dan lemang bakar," katanya, Sabtu 3 September 2022.
Kata dia, penyajian makanan-makanan tersebut tidak harus pada perayaan tertentu.
"Semua merupakan makanan atau kuliner khas sarolangun, yang biasa disajikan saat hari-hari biasa hingga moment moment tertentu," tambahnya.
BACA JUGA:Setelah Kabur ke Thailand, Mantan Presiden Srilanka Kembali ke Negaranya...
BACA JUGA:BREAKING NEWS : Pemerintah Resmi Naikkan Harga BBM Subsidi
Selain kuliner juga ditampilkan pakaian tradisional jenis kebaya yang dipakai oleh para tetua nenek mamak dan induk induk. Pakaian itu memiliki perbedaan ciri sesuai usia pada pemakai pakaian tersebut.
Sementara itu, Ketua RT 10 Saparudin mengatakan, dalam kegiatan kali ini memang lebih ditampilkan tradisional atau ciri khas masyarakat dulu yang sangat khas dan akrab dikenal sejak dahulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: