Ini Penjelasan Pakar Keamanan Siber Terkait Adanya Bocah Meninggal Akibat Ponsel Meledak

Ini Penjelasan Pakar Keamanan Siber Terkait Adanya Bocah Meninggal Akibat Ponsel Meledak

Penjelasan pakar mengenai ponsel yang meledak hingga tewaskan seorang anak--

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pakar keamanan teknologi siber Alfons Tanujaya memberi penjelasan mengenai adanya seorang bocah yang meninggal karena ponsel yang meledak saat diisi daya.
 
Alfons, Pakar Keamanan Siber, dalam keterangannya di Jakarta, Senin 8 Agustus menjelaskan bahwa bagian ponsel yang berpotensi melukai ialah baterai. 
 
"Saat ini, baterai yang banyak digunakan ialah baterai litium, baik litium ion atau pun litium polimer," ujarnya.
 
Dikatakannya bahwa baterai litium jika tercolok, kembung, atau terjatuh akan mengakibatkan reaksi internal dan terbakar.
 
 
 
"Sehingga menimbulkan api kimia yang berbahaya dan dapat mengakibatkan luka bakar yang sangat serius," katanya.
 
Dia menyebutkan ada beberapa kasus kematian karena baterai litium yang meledak. Seperti baterai rokok elektrik yang meledak dan serpihannya melukai pembuluh darah arteri.
 
Meski begitu, lanjut dia, baterai litium yang meledak tidak terjadi secara mendadak.
 
"Baterai litium yang meledak sebenarnya lebih tepat dikatakan terbakar dan tidak meledak seperti bahan peledak atau tabung gas yang meledak karena kesannya sangat menakutkan," tutur Alfons.
 
Peneliti di Vaksincom itu mengatakan peristiwa bocah meninggal dunia di Ciamis itu perlu diselidiki lebih lanjut.
 
Menurut dia, charger ponsel yang bermasalah dan dalam keadaan tersbung aliran listrik bisa menjadi salah satu faktor terjadinya ledakan
 
Sebab, jika baterai mengalami kebocoran atau korsleting listrik, bisa mengirimkan arus listrik yang akan melumpuhkan manusia saat dadanya terbakar.
 
 
 
"Saya menyarankan pihak terkait seperti perwakilan merek ponsel yang terkait (Samsung), PLN, dan pihak terkait lain turun tangan untuk memeriksa dan memastikan apa penyebab kematian bocah ini dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat supaya tidak mengalami ketakutan tidak tepat tetapi tetap waspada dengan baterai dan arus listrik," jelas Alfons.
 
Dia menilai penggunaan baterai litium ion dan litium polimer yang cukup luas perlu diperhatikan karena baterai ponsel dan baterai rokok elektrik adalah baterai skuter listrik yang ukurannya jauh lebih besar dan berbahaya dari baterai ponsel.
 
Sebelumnya, seorang bocah di Ciamis, Jawa Barat berusia sembilan tahun meninggal dunia karena dadanya terbakar seperti dikutip dari jpnn.com.
 
Dia diduga meninggal dunia karena ponsel yang digunakannya meledak. (viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com