Peserta Bimtek Kades Kerinci Protes, Dana Dinilai Terlalu Tinggi

Peserta Bimtek Kades Kerinci Protes, Dana Dinilai Terlalu Tinggi

Ilustrasi Uang-Pixabay-

KERINCI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Bimtek kepala desa dan operator aplikasi SIPAdes, terkait dengan pelatihan pengelolaan aset desa yang digelar di Bandung, Jawa Barat pada 26 Juni hingga 4 Juli mulai menuai kritikan dari peserta Bimtek.

Salah seorang kepala desa yang mengikuti Bimtek menilai, kegiatan Bimtek soal pengelolaan asset desa di Kota Bandung, Jawa Barat tersebut cukup mengecewakan. Pasalnya, fasilitas dengan besaran dana pelatihan yang diberikan kepada panitia sangat tidak sebanding, sehingga para kepala desa menduga bahwa panitia dan oknum pejabat PMD Kerinci diduga mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut.

"Seluruh desa harus mengirim operator desa. Artinya per desa ada dua orang peserta, artinya kami mengeluarkan dana sebesar Rp7 juta untuk dana pelatihan, belum masuk biaya keberangkatan," kata salah seorang kades kepada Jambi Independent yang minta namanya tidak disebutkan.

Dijelaskan sumber, tidak semua kepala desa diajak rapat dalam memutuskan besaran dana pelatihan, yang ditetapkan sebesar Rp 3,5 juta per orang. 

BACA JUGA:Pemain Lama, Pelaku Pencurian Sparepart Mobil di Jelutung Gunakan Hasil Curian Untuk Makan

BACA JUGA:Tokoh Masyarakat Sungaipenuh Minta Dewan Evaluasi SP-TV Secara Komprehensif

Menurutnya, besaran dana pelatihan diputuskan oleh ketua forum tanpa ada koordinasi dan minta persetujuan terlebih dahulu dengan kades.

"Jadi kami kepala desa dipaksa mengikuti saja keputusan rapat yang telah ditetapkan. Kami menduga panitia dan oknum pejabat PMD Kerinci mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut. Kenapa kami sampaikan demikian, karena fasilitas yang kami dapatkan hanya hotel satu kamar berdua, padahal dalam hitungan biaya pendaftaran, satu peserta satu kamar. Kemudian makan, snack, baju pelatihan dan ATK, itu yang kami dapatkan," kata sumber.

Sumber juga mengatakan, bahwa hampir semua desa mengikuti acara pelatihan tersebut, meski ada juga desa  yang tidak ikut, tapi jumlahnya tidak seberapa.

"Untuk diketahui bahwa anggaran Bimtek ini belum dianggarkan di APBDes, kami disuruh penganggaran di APBD perubahan melalui ADD. Karena kami takut disalahkan dan dipersulit, maka jami kepala desa harus menggunakan dana pribadi meski diganti, namun danaya terlalu tinggi, sebenarnya kalau panitia tidak mengambil keuntungan, maka paling besar biaya pelatihan per orang sekitar Rp2,5 juta. Karena orangnya banyak tentu bisa lebih murah biayanya," kata dia.

BACA JUGA:Ini Syarat Yang Harus Dipenuhi, Satgas Covid-19 Sebut Keluarga Boleh Menjemput Jemaah Haji di Bandara

BACA JUGA:Kronologi Polisi Tembak Polisi, Brimob Asal Jambi yang Tewas Sempat Terobos Masuk Kamar Istri Petinggi Polri

Sementara, Ketua Panitia Afrizal, saat dikonfirmasi dan dimintai komentarnya soal adanya kritikan dan adanya dugaan panitia mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut, enggan membalas WhatsApp saat dikonfirmasi. 

Dia mengatakan silahkan menghubungi panitia yang lain. "Di acara ini kita sudah bagi tugas masing-masing untuk konfirmasi silahkan hubungi no hp panitia yang lain," kata Kata Ketua BKAD sekaligus ketua Apdesi Kerinci.(sap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: