Hashmicro Tambah Jumlah Pegawai di Tengah Badai PHK Massal Startup

Hashmicro Tambah Jumlah Pegawai di Tengah Badai PHK Massal Startup

Perusahaan penyedia software. Foto : dok Hashmicro--

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Saat ini tengah terjadi badai PHK (Pemutusan Hak Karyawan) massal, yang sedang marak terjadi di dunia, tanpa terkecuali di Indonesia. Terutama terjadi pada perusahaan star up.
 
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi perusahaan penyedia software ERP.  HashMicro justri melakukan proses rekrutmen karyawan di tengah badai PHK.
 
Sejauh ini HashMicro berfokus dalam menghadirkan solusi utama yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan target pasarnya.
 
Selain itu, HashMicro juga menerapkan strategi bisnis lain yakni berfokus pada product-market fit
 
 
 
Lusiana, Business Development Director menyatakan fenomena badai PHK tersebut pada umumnya disebabkan kurangnya pendanaan pada perusahaan rintisan oleh investor.
 
“Memang ada banyak faktor, namun yang kami lihat saat ini, faktor utama munculnya fenomena ini dikarenakan para investor yang mendanai startup tersebut terutama dari berbagai venture capital mulai meminimalisir pendanaa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan suku bunga, lonjakan inflasi, serta startup itu sendiri yang belum mencatatkan laba bersih, sehingga arus kas menjadi tidak stabil,” ujar Lusiana.
 
Lusiana mengatakan HashMicro sama sekali tidak terdampak badai PHK tersebut dan justru menguat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan penerapan strategi bisnis yang tepat.
 
“Sedari awal, HashMicro fokus dalam membentuk model bisnis yang scalable tanpa mengorbankan tujuan utama kami, yakni profitability. Sehingga kami dapat mengatur keuangan perusahaan secara mandiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada pendanaan dari investor," tutur Lusiana.
 
Selain itu, HashMicro juga menerapkan strategi bisnis lain yakni berfokus pada product-market fit.
 
“Hasil laba yang sudah didapatkan kami investasikan kembali pada perusahaan sehingga kami dapat terus berkembang dan melayani berbagai segmentasi pasar. Perkembangan tersebut dapat terlihat pada besarnya perusahaan kami, yang saat ini kami sudah memiliki 500 karyawan dengan target penambahan hingga 700 karyawan di akhir tahun,” tambah Lusiana.
 
Strategi tersebut tentu berlawanan dengan berbagai startup yang saat ini terdampak badai PHK, yakni mengandalkan pendanaan dari investor dan melakukan praktik “bakar uang” demi mendapatkan pangsa pasar seluas-luasnya.
 
“Banyak startup yang berfokus pada tractions, jumlah pelanggan atau pengguna, serta jumlah barang dagangan yang terjual, namun tidak memperhatikan profitability. Akibatnya, terlalu banyak pendanaan yang diinvestasikan untuk peningkatan tractions, serta memunculkan beragam produk baru yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar. Padahal, ini belum tentu memastikan adanya peningkatan terhadap pendapatan," kata Lusiana.
 
 
 
Walaupun berhasil mendapatkan pangsa pasar yang masif serta pertumbuhan yang pesat, hal tersebut tidak menjamin berbagai startup untuk mencatatkan laba bersih seperti dikutip dari jpnn.com.
 
Apabila pendanaan dari investor menipis, begitu pula arus kas perusahaan, yang mengakibatkan maraknya proses efisiensi bisnis melalui PHK.(viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: