Harga TBS Ambyar, Petani Sawit di Kalimantan Mengeluh

Harga TBS Ambyar, Petani Sawit di Kalimantan Mengeluh

Ilustrasi petani sawit.-Pixabay-

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sejak mencuatnya larangan ekspor CPO, minyak goreng, Refined, Bleached, and Deodorised (RBD) palm oil, dan RBD palm olein sejak 28 April 2022, sejumlah petani sawit mulai mengalami dampaknya. Seperti di Kalimantan Timur khususnya 

"Sepekan sebelum Lebaran, kami sudah tidak bisa panen sawit. Tidak ada pengepul yang mau beli lagi," kata petani sawit Wisnu Ponco Wisudo di Marangkayu, Kutai Kartanegara, Jumat 6 Mei 2022, dikutip pada JPNN.com.

Wisnu menjelaskan meski kebijakan pemerintah ini bertujuan baik untuk meningkatkan ketersediaan dan menurunkan harga minyak goreng di pasar lokal. Namun, di sisi lain justru menggelisahkan petani.

Menurutnya, beberapa tandan buah sawit yang sudah sempat dipanen rusak karena tidak terjual.

BACA JUGA:Tak Ada Libur Tambahan Bagi Siswa, Ini Penjelasan Disdik Kota Jambi

BACA JUGA:Asyik, Usai Libur ASN Bakal WFH, Ini Kata MenPAN RB

"Beberapa kebutuhan Lebaran yang akan dibeli untuk anak dan istri terpaksa dibatalkan karena uang hasil penjualan sawit urung diterima," beber Wisnu.

Keluhan yang sama disampaikan petani sawit lainnya, Kalimantoro, di Muara Badak.

Dia tak hanya kehilangan kesempatan mendapatkan uang untuk berlebaran, bahkan setelah Lebaran ini dia pun harus memutar otak untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Kami berharap bisa segera dicabut atau diatur lebih baik lagi agar minyak goreng dalam negeri aman dan kami bisa menjual hasil sawit kami. Tidak seperti sekarang ini," kata Kalimantoro mengeluh.

BACA JUGA:Mau Beli Mobil, Uya Kuya Malah Ditipu, Pelakunya Kalangan Artis

BACA JUGA:Ternyata Ini Penyebab Kebakaran Hebat di SD 164 Kasang

Kalimantoro membeberkan sebelumnya penghentian pembelian sawit oleh para pengepul, harga TBS Sawit turun drastis menjadi sekitar Rp 1.800 per kilogram.

Padahal sebelum adanya kabar larangan ekspor sawit itu, harga TBS bisa mencapai Rp 2.900 di tingkat pengepul di desa-desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: