Pengepul Terpaksa Tutup Usaha

Pengepul Terpaksa Tutup Usaha

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARASABAK - Nelayan di Kecamatan Kualajambi, Kabupaten Tanjab mengeluhkan hasil tangkapan udang ketak menurun. seperti yang dialami Idris, salah seorang nelayan di Tanjab Timur.

 Idris menjelaskan, hasil tangkapan udang ketak menurun jauh dari biasanya. Hal ini tentunya membuat dirinya harus mencari alternatif lain agar tidak membawa dampak buruk bagi perekonomian keluarga.

 "Karena hasil tangkapan udang ketak ini menurun, jadi saya terpaksa ganti jaring tangkapan. Sekarang saya memakai jaring ikan untuk melaut," kata Idris kepada Jambi Independent.

 Tidak semua nelayan bisa beralih memilih mengganti jaring udang ketak ke jaring ikan. Sebagian nelayan yang memiliki modal terbatas, terpaksa terus menaruh asa hasil tangkapan udang ketak.

 Yusuf, nelayan udang ketak lainnya yang ada di Kecamatan Kualajambi, menuturkan, meski kesulitan memperoleh hasil menjanjikan dari menjaring udang ketak, tapi hal tersebut tetap dilakukannya demi kebutuhan sehari.

 "Sekarang ini susah nyari udang ketak. Normalnya setiap menjaring udang ketak saya dapat 30 sampai 40 ekor. Sekarang ini 10 ekor yang kami dapat," unkapnya.

 Keterbatasan modal membuatnya tidak bisa beralih atau mengganti jaring udang ketak ke jaring ikan. Untuk itu dirinya sangat berharap adanya bantuan dari pihak terkait agar bisa menyediakan alat tangkap lainnya jika sewaktu-waktu kondisi seperti saat ini terjadi yakni sulitnya mendapatkan udang ketak.

 "Kami tidak ada modal untuk ganti jaring. Terlebih harga jual udang ketak juga menurun sekarang. Biasanya satu ekor dihargai Rp 100 ribu, sekarang hanya Rp 50 ribu. Kalau dibanding ongkos minyak untuk melaut, untungnya dikit," ucapnya.

Selain berkurangnya tangkapan udang ketak, juga dirasakan oleh pengepul. Sulitnya proses pengiriman udang ketak ke luar kota dan dampak pandemi, sejumlah pengepul udang ketak terpaksa menutup usaha. (pan/ira)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: