Siap-siap Patah Hati, Pembalap MotoGP Akan “Dijodohkan” dengan Putri Mandalika

Siap-siap Patah Hati, Pembalap MotoGP Akan “Dijodohkan” dengan Putri Mandalika

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, LOMBOK TENGAH - Pembalap yang kembali dalam MotoGP mendatang akan disuguhi yang istimewa dari Mandalika.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, NTB, menyatakan mereka yang kembali menjajal Sirkut Mandalika Lombok pada Maret 2022, akan mencicipi pepes terbuat dari nyale.

Pepes ini dianggap jelmaan Putri Mandalika.

Penasaran?

"Berkunjung ke Lombok rasanya kurang jika tak mencoba makanan bernama pepes nyale. Tak terkecuali Marc Marquez, juara dunia MotoGP 2019, kudu mencobanya," kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, H Lendek Jayadi Minggu (13/2).

Dalam konferensi pers di Media Center Indonesia Mandalika, Lombok Tengah, ia mengatakan tak menutup kemungkinan mereka bisa menjajal berbagai hal di luar balapan.

Mengingat eksotisme alam NTB tak perlu diragukan.

"Kekayaan kuliner, budaya dan banyak lagi tentu sayang untuk dilewatkan oleh para wisatawan atau pembalap," kata Lendek Jayadi.
Pemerintah daerah terus berupaya menciptakan suasana yang nyaman khususnya di destinasi wisata.

Bentangan pantai yang indah didukung juga dengan tradisi masyarakat yang masih kental menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke daerah yang dijuluki Gumi Tatas Tuhu Trasna ini.

"Menjelang MotoGP ada tradisi Bau Nyale," katanya.

Kesempatan itu sebagai wujud memelihara atraksi budaya yang sudah menjadi peninggalan leluhur masyarakat Sasak Lombok.

Bau nyale, sebuah tradisi suku terbesar di Lombok, pulau seluas 4.725 kilometer persegi dengan garis pantai sepanjang 1.364 kilometer dan menjadi bagian penting dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Dalam bahasa Sasak, “bau” artinya menangkap dan “nyale” adalah cacing laut. Bau nyale adalah aktivitas masyarakat untuk menangkap cacing laut yang dilakukan setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan tradisional Sasak (pranata mangsa) atau tepat 5 hari setelah bulan purnama. Umumnya, antara bulan Februari dan Maret setiap tahunnya," kata Lendek.

Masyarakat setempat percaya “nyale” adalah jelmaan Putri Mandalika, anak pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting dari Kerajaan Tonjang Beru dalam hikayat kuno Sasak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: