Sumber Intelijen Amerika Sebut Rusia Segera Menginvasi Ukraina

Sumber Intelijen Amerika Sebut Rusia Segera Menginvasi Ukraina

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA - Laporan intelijen Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa Rusia diperkirakan bakal menyerang Ukraina pada Rabu 16 Februari 2022, pukul 01.00 dini hari atau pukul 08.00 WIB.

Tak tanggung-tanggung, Rusia disebut akan melancarkan serangan rudal besar-besaran dengan kekuatan penuh 200.000 balatentara.

Berdasarkan sumber terpercaya Intelijen AS tersebut, terungkap juga bahwa Ukraina telah bersiap mempertahankan negara yang terkepung tersebut, meski sempat beredar kabar bahwa Putin menarik mundur beberapa pasukan dari perbatasan.

Baca Juga: Bertahun-Tahun Adu Nasib di Arab Saudi, 3 WNI Tak Kunjung Terima Gaji, Totalnya Segini

"Intelijen AS mengatakan waktu yang paling mungkin untuk menjalankan ambisi Valdimir Putin untuk menginvasi Ukraina dipercaya terjadi pada esok hari," seperti yang dilansir The Sun, Selasa 15 Februari 2022.

Orang-orang Amerika percaya bahwa pusat komando dan kendali militer dan pemerintah di Ukraina masih memiliki rentetan serangan udara sebelum tank-tank Rusia bergerak melintasi perbatasan.

Di sini yang lain Rusia hari ini mengklaim akan menarik kembali sekitar 10.000 tentara dari Barat dan Selatan ke barak setelah latihan militer.

Tetapi sekitar 130.000 tentara masih berada pada pos mereka di perbatasan timur dan selatan Ukraina dengan tentara sekitar 40.000 pasukan pro-Putin di Belarus di utara.

Sementara itu sekitar 30.000 separatis pro-Rusia lainnya akan menghadapi pembela Ukraina di daerah kantong Donbas yang direbut.

Ukraina tampaknya akan menghadapi segala kemungkinan dari rencana invasi Rusia. Semua persiapan itu tetap digelar dengan cepat di Kyiv menempatkan sistem anti-pesawat terlihat bergerak ke posisinya bersama dengan barisan kendaraan Garda Nasional.

“Kami tidak dapat menerima apa pun yang dikatakan atau dilakukan Rusia begitu saja. Kami harus bersiap untuk membela diri,” kata seorang sumber militer Ukraina.

Sementara itu sumber pejabat senior mengatakan serangan Moskow akan "hampir pasti dilakukan dari berbagai titik" di sisi selatan, timur dan utara Ukraina.

Itu terjadi ketika Inggris memperingatkan invasi Rusia ke Ukraina sangat mungkin terjadi, bisa segera terjadi dan bisa menjadi ancaman terbesar bagi keamanan di Eropa sejak Perang Dunia II.

Namun Kremlin mengatakan peringatan invasi Rabu pagi dini hari adalah 'histeria tak berdasar' yang dirancang untuk meningkatkan ketegangan di Eropa.

Rusia membantah berencana untuk menyerang, tetapi mengatakan pihaknya dapat mengambil tindakan "teknis militer" yang tidak ditentukan kecuali serangkaian tuntutan mereka dipenuhi.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss sebelumnya mengatakan kalau Inggris perlu melihat pemindahan besar-besaran pasukan Rusia dari perbatasan Ukraina untuk percaya bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk melakukan invasi.

Ditanya tentang laporan bahwa beberapa tentara Rusia diperkirakan akan kembali ke pangkalan, Menteri Luar Negeri mengatakan kepada LBC: "Saya belum melihat laporan yang Anda maksud."

"Tentu saja, intelijen terbaru kami menunjukkan bahwa invasi sudah dekat, kemungkinan besar, dan kami telah melihat 100.000 tentara ditempatkan di sekitar perbatasan," katanya.

"Secara terpisah, Rusia telah mengklaim bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk melakukan invasi, tetapi kita perlu melihat pemindahan pasukan secara penuh untuk menunjukkan bahwa itu benar-benar terjadi."

Bob Seely, anggota Tory dari Commons Foreign Affairs Committee, mengatakan penarikan pasukan Rusia tidak boleh dilihat sebagai 'akhir dari cerita' rencana invasi mereka.

Dia mengatakan Moskow masih memiliki banyak pasukan di sekitar Ukraina dan dapat menerjunkan lebih banyak pasukan dalam waktu singkat.

Sementara itu, Ukraina mengklaim upaya diplomatiknya dengan sekutu Barat telah membuahkan hasil yang positif.

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan kepada wartawan hari ini, pihaknya dan sekutu barat mereka telah berhasil mencegah Rusia dari eskalasi lebih lanjut.

"Ini sudah pertengahan Februari, dan Anda melihat bahwa diplomasi terus berjalan," katanya.

Tapi Menlu Truss mengatakan Inggris dan Barat masih bersiap untuk setiap kemungkinan yang terburuk.

Sementara itu penilaian intelijen Barat mengungkapkan bahwa Rusia akan melakukan serangan beruntun bukan hanya satu serangan.

Itu bisa berarti dorongan tiba-tiba terhadap Kyiv, menggunakan serangan presisi.

Kota-kota penting lainnya akan dikepung oleh tank dan pasukan Putin sementara dicegat oleh pesawat dan helikopter tempur.

Penilaian serius datang ketika presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa besok hari persatuan dan mendesak rakyatnya untuk berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan pada pukul 10 pagi.

“Kami tidak tahu bagaimana menyerah dan kami tidak akan belajar untuk melakukannya. Kami percaya pada kekuatan kami sendiri dan akan terus membangun masa depan bersama. Kami dipersatukan oleh cinta untuk Ukraina," katanya.

Ketakutan akan terjadinya invasi bukan tanpa alasan. Itu terjadi setelah Rusia melakukan pengerahan militer baru dan latihan perang di dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Rekaman mengerikan menunjukkan ratusan pasukan melakukan latihan terjun payung turun dari langit di wilayah Kostrama.

Dan lebih dari 30 pesawat tempur ambil bagian dalam latihan angkatan laut Laut Hitam untuk menghancurkan simulasi kapal selam musuh di perairan dekat Ukraina.(FIN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: