Gaji Hingga Isentif Nakes Tak Cair

Gaji Hingga Isentif Nakes Tak Cair

Tenaga Kesehatan RSU Mayjend HA Thalib, sedang tidak baik-baik saja. Sebagai garda terdepan dalam penenganan Covid-19, berbagai fasilitas dan isentif disiapkan oleh pemerintah untuk tenaga kesehatan. Mestinya petugas rumah sakit mulai dari karyawan hingga tenaga kesehatan, harus menjadi perhatian serius pemerintah. Harus ada jaminan, bahwa hak mereka bisa mereka terima tepat waktu. Namun yang dialami petugas kesehatan di RSU MHA Thalib, tidak seindah yang dijanjikan, apalagi pasca RSU tersebut diserahkan ke Kota Sungaipenuh.

SAPRIAL, JAMBI INDEPENDENT

RSU Mayjen H A Thalib saat ini seperti tak bertuan. Karena semua serba tidak ada kepastian sejak serah terima aset RSU dari Kerinci ke Sungaipenuh. Mulai dari gaji hingga tunjangan pejabat, serta isentif tenaga kesehatan tak diterima petugas. Tidak ada lagi penanggungjawab dari RSU tersebut. Isentif tenaga kesehatan, sudah sembilan bulan tidak dibayar oleh Pemkab Kerinci.

Masa jabatan direktur, sejak 15 Juli sudah habis dan sampai saat ini belum ada pengganti direktur RSU tersebut. Sehingga segala bentuk pelayanan dalam bentuk pecairan keuangan, tidak bisa dilakukan.

Kondisi seperti ini, terjadi disaat kasus Covid-19 terus bertambah, korban jiwa terus bertambah d Sungaipenuh maupun di Kabupaten Kerinci.  Bahkan data yang diperoleh koran ini, 50 orang tenaga kesehatan dan petugas RSU terpapar Covid-19. Sebagian besar diisolasi mandiri di rumah dan sebagiannya dirawat di RSU MHA Thalib yang sudah over kapasitas.

RSU hanya menyiapkan 23 tempat tidur isolasi dan diisi oleh 30 orang. Petugas kesehatan yang terpapar, harus rela tidur tanpa tempat tidur yang layak.

Nafrizal, Kabid Pelayanan Rumah Sakit yang saat ini ikut diisolasi, ketika di wawancarai menerangkan, RSU MHA Thalib saat ini dalam kondisi over kapasitas untuk ruang isolasi.

"Betul, itu karyawan kami karena tidak ada lagi ruangan, dan mereka mau juga dirawat. Sekarang yang dirawat 30 orang," jelasnya.

Nafrizal mengatakan, sekarang ini ada 50 orang nakes dan karyawan Rumah Sakit yang terpapar dan diisolasi, sebagian besar dilakukan isolasi mandiri.

"Banyak yang disuruh isolasi mandiri di rumah, karena kondisi ruangan yang tdk memungkinkan," ujarnya.

Nafrizal menceritakan keluhkesah pegawai rumah sakit.

"Petugas kami dalam kesedihan dan derita. Kami tenaga kesehatan kurang menarik untuk diberitakan, tapi kalau kami dijudge oleh keluarga pasien, pasti seluruh media naik berita. Tapi kalau kami tidak terima gaji, tidak terima insentif, kekurangan ruangan, kurang fasilitas, kurang tenaga, kurang tidur, kurang gizi, teman-teman media seolah-olah cuek semua. Jika kami nakes garda terdepan sudah lumpuh, siapa yang mengobati pasien," ungkapnya.

Meski tidak terima gaji, isentif dan tunjangan petugas RSU tetap bekerja sebagaimana mestinya. Bahkan Kepala Seksi turun tangan, ikut melayani pasien IGD.

“Tidak ada tempat mengadu. Ingin belanja tidak punya dana. Adapun dana, takut jadi temuan, pegawai PNS belum terima SK terbaru, isentif dari November 2020 hingga Juni 2021 belum terima, gaji bulan Juli belum dibayar,” keluhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: