Menakar Efektivitas Pendidikan Jambi, Jangan Menunggu Satu Dekade
Noviardi Ferzi-ist/jambi-independent.co.id-
BACA JUGA:SEA Games 2025! Tujuh Perenang Indonesia Masuk Babak Final di 6 Nomor Renang
Klaim artikel bahwa model pembelajaran modern seperti Project-Based Learning (PjBL) atau STEAM akan menghasilkan dampak jangka panjang yang positif juga perlu diuji secara kritis.
Studi Yuliati et al. (2022) menunjukkan bahwa keberhasilan PjBL sangat bergantung pada kapasitas guru dan dukungan infrastruktur.
Pada banyak sekolah di Jambi, terutama di kabupaten, sarana seperti laboratorium, internet stabil, dan pelatihan berkelanjutan masih sangat terbatas.
Tanpa kesiapan tersebut, penerapan model pembelajaran ideal malah berpotensi mendalamkan jurang ketimpangan antar sekolah, alih-alih memperbaiki kualitas pembelajaran.
BACA JUGA:Kabag SDM Polresta Jambi Hadiri Rakor Pembinaan SDM dan PNS Polda Jambi Tahun 2025
Dalam konteks tersebut, implikasi kebijakan bagi Jambi sangat jelas. Pertama, pemerintah daerah harus mengadopsi kerangka evaluasi hibrida, yang menggabungkan indikator jangka pendek dan jangka panjang secara seimbang.
Indikator jangka pendek memberikan feedback cepat tentang efektivitas program dan efisiensi anggaran, sementara analisis jangka panjang diperlukan untuk memahami dampak struktural. Kedua, pemerintah Jambi perlu mengadopsi pendekatan evaluasi berbasis konteks.
Tanpa memahami perbedaan ekosistem pembelajaran antar kabupaten/kota, kebijakan cenderung homogen dan tidak menjawab kebutuhan masing-masing daerah.
Ketiga, peningkatan kompetensi guru harus menjadi fokus utama evaluasi berbasis bukti. Kualitas guru terbukti sebagai faktor penentu efektivitas intervensi pendidikan (Darling-Hammond et al., 2021), dan bagi Jambi penguatan ekosistem pelatihan guru berbasis data jangka pendek akan memberikan daya ungkit yang besar terhadap kualitas hasil belajar.
Keempat, reformasi pendidikan Jambi harus bergerak dari pola kebijakan berbasis asumsi menuju kebijakan berbasis bukti berlapis—memadukan data kuantitatif, penilaian proses implementasi, dan analisis kualitatif terhadap konteks sosial pendidikan.
Dengan demikian, efektivitas pendidikan memang tidak dapat menunggu satu dekade.
Menunda evaluasi hingga horizon jangka panjang bukan hanya tidak sejalan dengan kebutuhan praktis daerah, tetapi juga berisiko memelihara ketidakmerataan kualitas pendidikan yang selama ini menjadi tantangan utama Jambi.
Pendidikan yang efektif membutuhkan kebijakan yang cepat, adaptif, dan berbasis pada bukti multipendekatan, bukan pada asumsi metodologis tunggal yang tidak sesuai dengan realitas daerah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



