Pariwisata Kembali Menggeliat, Prokes Tetap Diperketat

Kamis 30-09-2021,16:59 WIB

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA - Penanganan Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Di sejumlah daerah, level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga telah
diturunkan.

Bersamaan dengan itu, sektor pariwisata bertahap akan mulai dibuka. Pemerintahpun meminta para pelaku pariwisata untuk bersiap, salah satunya dengan memastikan penerapan protokol kesehatan (Prokes) dilakukan dengan ketat.

Hal ini ditegaskan Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Hengky Manurung dalam
Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (30/9).

“Riak-riak kebangkitan pariwisata muncul di tiga dan empat pekan ini, sebagai imbas dari
pelonggaran PPKM dan turunnya harga PCR, sehingga masyarakat bisa melakukan wisata yang aman dan terjangkau,” katanya.

Upaya meyakinkan masyarakat dalam berwisata dengan aman, di antaranya melalui penerapan aplikasi PeduliLindungi yang telah berjalan dengan baik. Selain itu, Hengky juga menekankan, pentingnya Prokes dan vaksinasi.

Kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya perlindungan kesehatan, dikatakannya, juga menjadi kunci. Perlindungan ini adalah bagi pekerja pariwisata maupun wisatawan.

Masyarakat, menurut Hengky, sudah dapat melakukan wisata nyaman ke seluruh Indonesia. Namun terkait pembukaan bagi wisatawan mancanegara, dibutuhkan kebijakan bersama agar dapat memitigasi setiap risiko yang ada.

“Kita memerlukan gerak cepat dengan inovasi sistem yang ada. Seperti e-Visa, kepastian status vaksinasi, hasil PCR negatif, dan bahwa wisatawan asing ini memiliki asuransi,” ujarnya.

“Kita juga tidak mau varian baru Covid-19 masuk ke Indonesia. Kita inginkan semua destinasi wisata itu aman dan nyaman bagi wisatawan," sambungnya.

Pandemi memang memberikan pukulan berat pada industri wisata, khususnya bagi wilayah yang menjadikan sektor ini sebagai andalan devisa, seperti Bali.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa menuturkan, industri pariwisata di Pulau Dewata sangat terpengaruh dan timbul kontraksi ekonomi yang mengkhawatirkan. Bali, dikatakannya, kehilangan pemasukan devisa, pajak, omset UMKM, serta keterisian hotel sangat rendah. Iapun menyambut gembira penurunan Covid-19 di Jawa dan Bali dan berharap semua pihak dapat mengawal momentum baik tersebut, agar tidak terjadi lagi lonjakan kasus.

“Bagi kami yang terpenting adalah trust building, yaitu membangun kepercayaan wisatawan untuk datang. Kalau Bali sudah sehat dan hijau, maka akan cepat pulihnya,” tegasnya.

Untuk itu, pihaknya selalu menerapkan CSHE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental
Sustainability), mengkampanyekan Prokes dan menerapkan standar operasional bagi setiap
wisatawan yang mendarat ke Ngurah Rai, guna mendapatkan jaminan keamanan dan kesehatan.

Putu juga memastikan pekerja wisata di Bali tervaksin lengkap. Penduduk sasaran vaksinasi di Bali secara umum, sekitar 77 persen telah mendapatkan vaksin lengkap dan ditargetkan mencapai 100 persen pada akhir Oktober.

“Di masa pandemi, kesehatan menjadi urusan utama. CSHE, Prokes dan vaksinasi harus dilakukan. Selain itu, kami juga menyiapkan rujukan fasyankes standar internasional serta buku panduan untuk wisatawan,” tuturnya.

Tags :
Kategori :

Terkait