JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Rupanya sampai saat ini masih ada masyarakat yang nekat untuk menjual satwa dilindungi. Di tahun ini saja ada dua kasus, pertama kasus penyelundupan Burung Kolibri dan Burung Cucak Ijo serta kasus penangkapan Sisik Kering Trenggiling.
“Semua burung sudah aman karena sudah dilepasliarkan di hutan kota” Ujar Koordinatur Polisi Kehutanan (BKSDA), Jefrianto, Senin (1/11)
Terdapat 135 ekor burung yang terdiri dari 45 ekor cucak ijo, 90 ekor kolibri yang disita saat hendak diselundupkan ke Kota Jambi, faktanya penyelundupan ini berasal dari Pekanbaru hendak dikirim ke Pulau Jawa namun melalui jalur darat, diangkut menggunakan mobil engkel.
Berawal dari adanya laporan warga sekitar pada bulan April lalu, bahwa ada dugaan penyelundupan satwa liar yakni burung yang dilindungi UUD, maka polisi langsung mendatangi TKP bersama tim BKSDA, tempatnya waktu itu di Rumah Makan sekitar Kota Jambi, dan menyita kotak-kotak berisikan burung dari bagasi mobil, pelaku langsung menyerahkannya.
Menurut keterangan pelaku, burung-burung yang hendak diselundupkan ini adalah titipan, dan mereka hanyalah jasa yang dibayar untuk membantu mengirimkan burung-burung tadi ke Jawa.
Tidak ada pidana yang ditimpa karena setelah itu burung-burung dibawa lamgsung oleh tim BKSDA dan dilepasliarkan di Hutan Kota pada hari itu juga.
Sementara itu, pada akhir September kasus baru yakni Polda dan tim BKSDA berhasil menangkap 2 penjual 8 kilogram sisik kering trenggiling (Manis Javanica), satwa liar yang dilindungi UUD juga.
Bermula dari informasi masyarakat sekitar juga dan pelaku disergap di SPBU, Muaro Jambi. Saat digeledah petugas menemukan barang bukti sisik kering trenggiling tersebut.
Mereka hendak menjual kulit, tubuh atau bagian-bagian satwa lain yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian satwa tersebut. Kedua pelaku telah diperiksa penyidik dan mereka dikenakan pelanggran UU Nomor 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. (mg14/rib)