JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan komitmennya memperkuat bisnis emas atau bullion dengan target ambisius mencapai nilai Rp100 triliun dalam lima tahun ke depan.
Langkah ini sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi berbasis syariah yang dinilai aman, stabil, dan mudah diakses.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, saat ini total nilai bisnis emas BSI telah mencapai Rp17 triliun, mencakup kegiatan jual beli, gadai, dan cicil emas. Pihaknya optimistis nilai tersebut bisa melonjak hampir enam kali lipat pada tahun 2030.
BACA JUGA:Harga Emas Naik Serentak! Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Catat Kenaikan di Pasar Hari Ini
"Kami (di BSI) ini sekarang total bisnis emas adalah (senilai) Rp17 triliun. Dan kami menargetkan di tahun 2030 akan menjadi Rp100 triliun," ujar Anggoro Eko Cahyo di Jakarta, Rabu 8 Oktober 2025.
Sejak meluncurkan layanan bullion bank pada Februari 2025, BSI mencatat pertumbuhan signifikan di sektor ini.
Saat ini, total tabungan emas nasabah mencapai 1,1 ton, dengan jumlah pengguna lebih dari 200 ribu orang. Capaian ini mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap investasi emas syariah.
Menurut Anggoro, emas menjadi instrumen investasi yang menarik karena memiliki likuiditas tinggi. Nasabah bisa dengan mudah menggadaikan emas saat membutuhkan dana atau mencicil pembelian dengan sistem syariah yang transparan.
BACA JUGA:Harga Emas Pegadaian Awal Pekan Stabil, Antam Tahan di Rp2,34 Juta per Gram
"Saya rasa (usaha bullion) ini hal yang sangat baik ya. Karena itu menjadikan orang sekarang punya investasi yang aman dan tentu saja mudah bagi mereka," ujarnya.
Ia juga menyoroti tren harga emas yang terus meningkat. Pagi ini, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tercatat menembus Rp2.296.000 per gram, menandakan prospek positif bagi investor jangka panjang.
Selain memperkuat bisnis emas, BSI berkomitmen memperluas ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. Bank syariah terbesar di Tanah Air ini turut mengembangkan berbagai sektor halal seperti makanan dan minuman, fesyen, serta perjalanan ibadah.
BACA JUGA:Kapolresta Jambi Serahkan Mobil Pajero Milik Korban Perampokan kepada Keluarga
"(Pelaksanaan) haji, umrah, dan juga Islamic ecosystem (lainnya) ya, (termasuk) industri halal food, fashion halal, travel umroh. Itu jadi ekosistem yang memang kami dorong juga," jelas Anggoro.
Dengan strategi ini, BSI berharap dapat memperkuat posisi sebagai pemimpin di sektor keuangan syariah nasional sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi halal Indonesia di tingkat global.