Harga minyak sawit mentah (CPO) ditetapkan sebesar Rp 14.306,51/kg, sedangkan harga kernel berada di angka Rp13.056,59 per kilogram. Adapun indeks K tercatat di 94,67%.
Kondisi naiknya harga TBS sawit yang hanya tipis ini menimbulkan rasa was-was di kalangan petani. Sebab, biaya operasional di kebun seperti pupuk, perawatan, hingga upah panen cenderung naik, sementara kenaikan harga jual tidak sebanding. Akibatnya, keuntungan yang didapat petani sawit masih terbatas.
BACA JUGA:Wamenaker Kena OTT, Dasco: Presiden Prabowo Tidak Akan Melindungi
Bagi petani kecil yang mengandalkan hasil panen harian, kenaikan Rp2 per kilo hampir tidak terasa. Misalnya, untuk 1 ton sawit hanya bertambah sekitar Rp2.000.
Angka itu jelas tidak cukup untuk menutup biaya transportasi maupun kebutuhan keluarga. Karena itu, meski ada kabar harga naik, sebagian besar petani tetap menilai kondisinya stagnan.
Di sisi lain, pekebun sawit dengan skala besar juga tidak bisa terlalu optimistis.
Pasar CPO dunia masih berfluktuasi, dipengaruhi oleh permintaan ekspor yang naik-turun, persaingan dengan minyak nabati lain, serta isu kebijakan perdagangan. Jika harga CPO melemah, maka otomatis harga TBS sawit juga ikut tertekan.
BACA JUGA:Lebih dari 800 Pemimpin dari 200 Perusahaan Hadir Perkuat Ekosistem Digital Lintas Sektor
Meski demikian, para pekebun tentu tetap berharap harga sawit Jambi bisa bergerak lebih positif di pekan-pekan mendatang.
Dengan harga CPO yang masih relatif stabil di atas Rp14 ribu per kilogram, ada peluang harga TBS ikut terdongkrak jika permintaan ekspor menguat.
Banyak petani menilai pemerintah daerah bersama tim penetapan harga bisa mencari skema yang lebih berpihak pada petani kecil, terutama dalam menghadapi biaya produksi yang terus meningkat.
Harapan ini muncul karena kelapa sawit masih menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Jambi.
BACA JUGA:Jualan Sabu, Warga Kenali Besar Ini Ditangkap Satresnarkoba Polresta Jambi di Kost Zefa
Bila harga bisa menembus Rp3.700–3.800 per kilogram untuk umur 10–20 tahun, setidaknya petani bisa sedikit lega dalam menutup kebutuhan hidup dan ongkos perawatan kebun. Namun untuk saat ini, para pekebun harus lebih bijak mengelola hasil panen agar tidak merugi.
Secara keseluruhan, periode 22–28 Agustus 2025 ini ditandai dengan harga TBS sawit Jambi yang naik tipis, namun masih dianggap stagnan.
Kenaikan yang minim tidak terlalu berdampak besar pada kesejahteraan petani, sementara biaya produksi tetap tinggi.
Kondisi ini membuat petani sawit Jambi masih menunggu kepastian arah harga di minggu berikutnya, sambil berharap ada peningkatan yang lebih signifikan di masa mendatang.