Hal ini karena aki tidak menanggung seluruh beban kerja, sebab sebagian besar energi diambil dari baterai utama.
Perbedaan ini membuat usia pakai aki mobil listrik jauh lebih panjang. Jika aki konvensional bertahan rata-rata antara 2 hingga 5 tahun, maka aki mobil listrik bisa digunakan hingga lebih dari 10 tahun karena hanya menyuplai kebutuhan perangkat elektronik bertegangan rendah.
BACA JUGA:Kepopuleran Makin Meningkat, Kenapa Mobil Listrik China Lebih Laku di Indonesia?
Walaupun awet, aki mobil listrik tetap bisa soak atau kehabisan daya. Kondisi ini dapat membuat mobil tidak bisa dioperasikan, sebab sistem starter dan komponen elektronik tidak dapat aktif walaupun baterai utama penuh.
Karena itu, pemilik mobil listrik dianjurkan melakukan pengecekan aki secara rutin, sama seperti perawatan pada mobil konvensional. Langkah ini memastikan kendaraan tetap prima dan terhindar dari kendala ketika digunakan.
Sebagian besar mobil listrik memang digerakkan oleh energi berkapasitas besar dari baterai utama, tetapi peran aki tetap tidak tergantikan.
Aki menjadi penopang sistem elektronik, menjaga komponen bertegangan rendah tetap aktif, dan memastikan mobil dapat berfungsi normal sejak pertama kali dinyalakan.
BACA JUGA:Sebaran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di Kota Jambi, Mana yang Fast-Charging?
Dengan memahami hal ini, pemilik mobil listrik dapat lebih siap melakukan perawatan sehingga kendaraan tetap aman, efisien, dan tahan lama.