Pihak Hiswana Migas Jambi, yang juga hadir dalam kunjungan tersebut, menyampaikan apresiasi atas langkah tegas DPR RI ini.
Mereka mengakui bahwa memang sering terjadi kekurangan isi volume dalam tanki mobil pasokan BBM ke SPBU, meski selama ini pengaduan sudah disampaikan melalui sistem aplikasi resmi.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Pak Syarif Fasha yang turun langsung. Dari data kami, sering ditemukan kekurangan volume BBM di SPBU, rata-rata bisa 30 sampai 60 liter per tangki,” ujar Ridwan, Kabid SPBU Hiswana Migas Jambi.
Kalau dihitung katanya, kerugian karena selisih tonase ini bisa mencapai 2 sampai 3 ton per bulan. "Kami sudah diberi ruang, dan ke depan perwakilan Hiswana akan ditempatkan langsung di Depot Pertamina untuk pengawasan,” tambahnya.
BACA JUGA:Hati-hati! Ini Tanda Kolesterol Tinggi yang Terlihat di Tangan, Mata, Betis, dan Kulit
Menanggapi temuan ini, pihak Pertamina Patra Niaga Sumbagsel menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti dan melakukan perbaikan sistem secara menyeluruh.
Pertamina Patra Niaga berterima kasih atas atensi Komisi XII DPR RI. "Kita berkomitmen menjaga mutu layanan, ketepatan ukuran, dan kualitas BBM," kata dia.
Prosedur quality dan quantity control akan mereka jalankan dengan ketat. "Termasuk koordinasi dengan UPTD Metrologi,” kata Yardinal, Senior Manager Operasi dan Maintenance Pertamina Patra Niaga Sumbagsel.
Yardinal menyebut bahwa temuan selisih volume BBM ini akan didalami lebih lanjut.
BACA JUGA:Nah! Begini Respon DPRD Kota Jambi Terkait Putusan Sekolah Gratis dari MK
“Bisa saja permasalahannya berasal dari alat ukur, prosedur pengisian, atau bahkan unsur manusia. Kami akan lakukan uji petik dan peneraan ulang atas mobil tangki yang terindikasi bermasalah,” jelasnya.
Pihak transporter, PT Elnusa Petrofin, yang bertanggung jawab terhadap distribusi BBM dari depot ke SPBU, menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai langkah pengawasan, termasuk menggunakan sistem Road Traffic Control (RTC) dan dukungan pengawasan dari TNI.
“Kami tanggung jawab di sisi distribusi. Untuk alat ukur, itu wilayahnya badan metrologi. Namun kami punya sistem RTC untuk pantau pergerakan mobil, dan kita juga libatkan BKO TNI untuk menjaga distribusi dari terminal ke SPBU,” kata Ahmad Zaki, Area Manager Sumbagsel PT Elnusa Petrofin.
Zaki mengakui masih terdapat oknum sopir yang menyalahgunakan BBM dalam perjalanan. “Kecurangan seperti ‘kencing di jalan’ itu memang ada. Kalau ketahuan, sanksinya tegas kita berhentikan dan laporkan ke aparat hukum,” tutupnya.