Dari pendidikan inilah dirinya memperkuat landasan pemikirannya di bidang teologi, filsafat dan etika, yang kemudian ia implementasikan di dalam berbagai aktivitas sosial dan keagamaan.
Adapun, karier awal Benny Susetyo berada di Gereja Katolik sebagai seorang pastor pembantu di Gereja Katolik Situbondo.
BACA JUGA:Apakah PPN 12% Akan Menaikkan Harga Sewa Hotel? Ini Penjelasan PHRI
BACA JUGA:Apakah Pilkada 27 November 2024 Libur? Berikut Penjelasannya
Lalu, ia pun dipercaya untuk menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan di Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) tahun 2008.
Sepanjang perjalanan kariernya ini, Romo Benny selalu aktif menjalin hubungan lintas agama dan kepercayaan hingga membangun dialog demi terciptanya toleransi serta kerukunan di Indonesia.
Sebagai seorang Stafsus Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny memegang peranan penting untuk pengembangan dan pemasyarakat ideologi Pancasila.
Tak hanya itu, Benny juga dikenal sebagai seorang tokoh yang dengan tegas menyuarakan pentingnya Pancasila sebagai landasan etika di kehidupan berbangsa dan bernegara.
BACA JUGA:Mahasiswa IMADIKA Universitas Jambi Dorong Inovasi Desa melalui MBKM Pro-IDe di Desa Sakean
Untuk menuangkan semua pemikirannya ini, Romo Benny cantumkan ke dalam bentuk tulisan dan menerbitkan buku, salah satunya berjudul 'Hancurnya Etika Politik'.