Menanti Implementasi 'Makan Siang Bergizi Gratis' Prabowo

Sabtu 19-10-2024,12:22 WIB
Reporter : Risza S Bassar
Editor : Risza S Bassar

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Selama ini, pengeluaran konsumsi rumah tangga selalu menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian nasional.

Pada triwulan II tahun 2024, misalnya, berdasarkan data BPS, pengeluaran konsumsi rumah tangga ini berkontribusi sebesar 54,53 persen terhadap PDB nasional.

Jika dilihat lebih dalam, dari pengeluaran konsumsi rumah tangga tersebut, pengeluaran untuk konsumsi makanan dan minuman selain restoran merupakan yang terbesar yaitu mencapai 22,69 persen.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 juga menunjukkan bahwa dari rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita penduduk Indonesia yang sebesar Rp1.451.870 per bulan, hampir separuhnya atau sekitar 48,99 persen digunakan untuk konsumsi komoditas makanan.

Meski konsumsi makanan mendominasi pengeluaran rumah tangga, ketimpangan dalam pemenuhan gizi, terutama protein, masih menjadi masalah serius. Perbedaan signifikan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah dalam akses terhadap makanan bergizi belum terselesaikan.

BACA JUGA:Menteri AHY Sebut Spartan Command Jadi Pusat Pemberantasan Mafia Tanah

BACA JUGA:Memahami Klaustrophobia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Jika tidak segera diatasi, hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia pada masa depan. Apalagi, secara nasional saat ini Indonesia dalam fase kritis periode bonus demografi.

Di sinilah Asta Cita (Delapan Misi)  Presiden dan Wakil Presiden terpilih, utamanya Asta Cita Ke-4, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia, salah satunya melalui kebijakan program makan siang bergizi gratis, menjadi relevan dan sangat penting untuk benar-benar direalisasikan setelah dilantik 20 Oktober nanti.

Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019, angka kecukupan gizi (AKG) harian yang direkomendasikan adalah 2.100 kkal untuk energi dan 57 gram untuk protein per kapita per hari.

Sementara itu, data Susenas Maret 2023 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi penduduk Indonesia masih berada sedikit di bawah AKG, yaitu 2.087,64 kkal per kapita per hari, atau 99,41 persen dari yang direkomendasikan.

BACA JUGA:Deflasi dan Inflasi: Bahaya Tersembunyi di Balik Turun Naiknya Suatu Harga

BACA JUGA:Rumor Resident Evil 9 Tidak Rilis di PC Saat Peluncuran: Benarkah?

Sebaliknya, konsumsi protein sebenarnya sudah melampaui angka yang disarankan, yaitu 62,33 gram per kapita per hari, lebih tinggi dari rekomendasi 57 gram. Sayangnya, capaian ini belum merata.

Ditilik menurut kelompok kesejahteraannya, masih ada kesenjangan dalam konsumsi ini. Kelompok 20 persen terbawah penduduk hanya mampu mengonsumsi 1.663,05 kkal per hari, jauh di bawah kelompok 20 persen teratas yang mencapai 2.504,91 kkal.

Kategori :