JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pensiun dini menjadi impian banyak orang, terutama bagi mereka yang telah mencapai kestabilan finansial dan memiliki kondisi fisik yang prima.
Tidak hanya memberi kebebasan dari rutinitas pekerjaan, pensiun dini juga memberikan kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga serta mengejar kegiatan yang sebelumnya tertunda.
Namun, mencapai pensiun dini memerlukan perencanaan yang matang dan strategi finansial yang tepat.
Atlet dengan penghasilan tertinggi adalah contoh nyata dari orang-orang yang bisa pensiun dini berkat keseimbangan antara fisik prima dan kestabilan finansial.
Namun, tidak seperti mereka, kita tidak bisa hanya mengandalkan keberuntungan atau keuntungan investasi jangka pendek untuk mewujudkan pensiun dini.
BACA JUGA:One Piece Hiatus: Toei Animation Umumkan Penundaan Hingga April 2025
BACA JUGA:Doomscrolling: Kebiasaan Mengkonsumsi Berita Negatif dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa angka harapan hidup di Indonesia mencapai 70,17 tahun untuk pria dan 74,18 tahun untuk perempuan.
Artinya, jika seseorang pensiun di usia 45 tahun, mereka masih akan menghadapi setidaknya 25 hingga 30 tahun hidup tanpa bekerja.
Dalam rentang waktu tersebut, risiko konsumtif dan kebutuhan mendesak seperti biaya pendidikan anak atau biaya perawatan kesehatan dapat muncul, mengancam kestabilan finansial.
Oleh karena itu, menjaga gaya hidup sederhana dan melakukan perencanaan keuangan jangka panjang sangat penting.
Konsumsi yang berlebihan bisa membuat tabungan terkuras dengan cepat, sehingga pensiun yang diimpikan menjadi tidak stabil.
BACA JUGA:Ini Manfaat Luar Biasa Minyak Kelapa untuk Kulit Sensitif yang Wajib Kamu Tahu
BACA JUGA:PSSI Pastikan Keamanan Bahrain di Jakarta, Tapi Kenapa Mereka Tetap Minta Tempat Netral?
Risiko kesehatan, terutama penyakit kritis, tetap menjadi ancaman yang harus diantisipasi meskipun sudah pensiun.