Keluarga Ceritakan Kondisi Rektor UIN STS Jambi Prof Asad Isma Sebelum Meninggal

Selasa 01-10-2024,12:19 WIB
Reporter : Rilect
Editor : Rilect

"Sewaktu di sano tuh almarhum menolak untuk memakai infus, kami pasang dicabutnyo, setelah dironsen, baru ketahuan ado penyumbatan di bagian belakang kepala," sambung Anton. 

Anton juga menjelaskan bahwa, beberapa waktu belakangan ini almarhum terlihat sehat-sehat saja, namun diketahui kegiatan almarhum memang sangat padat.

Ini karena fokus almarhum beberapa bulan ini ialah untuk memenuhi cita-cita almarhum selaku Rektor UIN STS JAMBI, yaitu akreditasi UIN STS dan mendirikan Fakultas Kedokteran.

 BACA JUGA:Woman Support Woman, Srikandi PLN Dukung Pemberdayaan Perempuan melalui Pelatihan Membatik Bersama

BACA JUGA:PPKn Beda dengan Pendidikan Pancasila, BPIP Terus Kuatkan Jaringan Melalui BTU Pendidikan Pancasila

"Kegiatan belakangan ini visitasi Fakultas Kedoteran UIN, karena cita-cita almarhum mau akreditasi UIN unggul, dan Fakultas Kedokteran ada. Beberapa bulan ini fokus almarhum memang ke situ," jelas Ipar Rektor UIN STS Jambi tersebut. 

Ia juga memberitahukan bahwa almarhum kedatangan tamu dari luar daerah yaitu Prof Abu, ia pun menjelaskan apa saja kegiatan dan kesibukan Almarhum beberapa waktu belakangan ini. 

"Hari Senin almarhum sempat ke beberapa posko KKN, malamnya rapat sampai jam 11.00. Terus hari Selasa almarhum ada kegiatan sampe pagi jam 03.00 subuh bersama Dirjen dari Jakarta di Pesantren Kiai Zainul," kata Anton.

Sekitar jam 05.00 subuh lanjutnya, almarhum mengantarkan Prof Abu ke bandara, sempat mereka tahan karena almarhum belum istirahat. "Namun almarhum tetap mau mengantar hingga ke bandara," ucap Anton, Iparnya.

BACA JUGA:Kepala dan Pejabat BPIP Melayat ke Rumah Duka Peserta Seleksi Paskibraka di Sukabumi

BACA JUGA:Pengembangan Biomassa PLN di Tasikmalaya: Dikelola Masyarakat, Didukung Pemerintah

"Paginya sekitar jam 08.00 almarhum masih sarapan seperti biasanya, kejadiannya tuh siang, namun almarhum menolak awalnya, sore sebelum kerumah sakit juga almarhum sempat salat maghrib dulu di rumah dinas Rektor UIN," sambung Anton. 

Anton juga menjelaskan bahwa kondisi Almarhum sempat menurun pasca tindakan dirumah sakit dilakukan. 

"Pasca tindakan di rumah sakit, almarhum mengalami penurunan kondisi. Penurunan kondisi itu memang ada pasca tindakan, pasti terjadi. Pasca itu kondisi badan almarhum panas hingga di atas 40°. Pihak rumah sakit sudah melakukan yang terbaik," jelas Anton. 

Kategori :