Ratu tersenyum mendengar ucapan Putri. ”Jangan khawatir. Jika sang raja muda memang mencintaimu, luka kecil ini pasti tak jadi masalah,” kata Ratu.
BACA JUGA:5 Zodiak yang Sangat Menjaga Harga Diri, Yakin dengan Potensi yang Dimiliki
”Luka kecil? Ini bukan luka kecil, Bu! Luka ini pasti membekas dan berwarna hitam!” teriak Putri dengan marah. Setelah terdiam sejenak, tiba-tiba Putri berkata, ”Barangkali lebih enak menjadi ular. Kulitnya tebal dan bersisik. Luka sedikit pasti tak akan kelihatan.”
Sebelum Ratu sempat menjawab, tiba-tiba langit bergemuruh. Ratu dan Putri ketakutan. Mereka saling berpelukan.
”Anakku, apa yang terjadi padamu!” teriak Ratu panik. Ternyata, Putri berubah menjadi ular besar dengan kulit kasar dan bersisik, persis seperti yang diharapkan oleh Putri.
Ratu menangis. Dia menyesali perkataan putrinya yang diucapkan secara sembrono. ”Anakku, bukankah sudah berulang kali Ibu mengingatkanmu agar menjaga ucapanmu?” isaknya sedih.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Sumatera Utara, Asal Muasal Danau Toba
Ular itu tak bisa menjawab. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mendesis. Namun, sang ular menitikkan air mata, tanda bahwa dia amat menyesal.
Raja yang mengetahui kejadian ini juga tak mampu berbuat apa-apa. Akhirnya, Putri yang telah menjadi ular itu tinggal di halaman belakang istana. Dia lebih senang tinggal di alam bebas. Sekarang, semua orang memanggilnya ”Putri Ular”.