JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) melakukan Penandatangan Nota Kesepahaman kerjasama terkait dengan pelaksanaan pelatihan jurnalistik.
Kerjasama tersebut bertujuan memberikan peningkatan kemampuan serta kompetensi wartawan. Termasuk pengetahuan para wartawan dalam memahami industri kelapa sawit Indonesia.
“Gapki juga ingin berkontribusi dalam memajukan pers Indonesia,” kata Ketua Umum Gapki, Eddy Martono usai penandatanganan kerjasama di puncak acara Hari Pers Nasional di Jakarta.
Menurutnya, kemajuan pers sangat berkaitan dengan kemajuan Indonesia. “Melalui publikasi di media massa, kita bisa menyebarkan optimisme dari potensi yang dimiliki industri kelapa sawit sebagai komoditas strategis Indonesia,” lanjutnya.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Stadion Mini Sungai Penuh, Kabag UKPBJ Jadi Tersangka Baru
Sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia, menurut Eddy, isu dan kampanye negatif terkait industri kelapa sawit Indonesia tidak dapat dihindari.
Isu mengenai hak asasi manusia, lingkungan, hingga isu keberlajutan selalu menjadi permasalahan yang selalu dibicarakan.
Ketidakseimbangan informasi yang ada di publik menjadi salah satu faktor yang menciptakan berbagai macam persepsi sehingga menyebabkan adanya ketimpangan informasi terkait dengan fakta-fakta industri kelapa sawit.
Sebagai garda terdepan komunikasi, menurut Eddy, insan pers memiliki tanggung jawab dan andil yang besar dalam menyebarkan informasi yang akurat serta objektif terkait industri kelapa sawit kepada publik.
BACA JUGA:Mau Mencuri, Residivis Curanmor Ditangkap Reskrim Polres Merangin
BACA JUGA:Banjir, Banyak Hewan Ternak Terserang Penyakit
Melalui pemberitaan yang sesuai fakta serta berimbang, jurnalis tidak hanya membentuk persepsi publik mengenai industri sawit tapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dari industri kelapa sawit Indonesia.
Seperti yang disampaikan Presiden RI, Joko Widodo dalam sambutannya pada acara Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2024 di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, bahwa kehidupan berdemokrasi, kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan kebebasan berpendapat menjadi poin yang harus terus dilakukan.
“Pers harus tetap menjadi salah satu pilar penjaga demokrasi. Pers harus menjadi rumah bersama untuk menjernihkan informasi. Beritakanlah fakta-fakta apa adanya, tapi bukan mengada-ada, bukan asumsi-asumsi, bukan seolah-olah ada,” ujar Presiden Jokowi.