Sedangkan Suzuki saat ini tidak memiliki produk di atas 250 cc.
Pun demikian dengan Yamaha Xmax, meski tidak disebutkan jumlah cc dalam websitenya tapi diinformasikan bahwa Xmax punya ukuran diameter (bore) 70,0 mm dan langkah (stroke) 64,9 mm.
Lewat rumus (π/4) x Bore x Bore x Stroke x number of cylinders maka kapasitas mesin Xmax juga 249,6 cc.
BACA JUGA:Banjir di Parit Culum I, Ini Respon Dinas PUPR Tanjab Timur
BACA JUGA:Sudah Banjir 3 Hari, Ular dan Kalajengking Sering Masuk Rumah Warga di Tanjab Timur
Meski demikian motor di atas rata-rata memiliki rasio kompresi mesin yang tinggi sehingga tidak cocok jika menggunakan BBM jenis Pertalite.
Jika melihat motor dengan kapasitas di atas 250 cc yang dijual di Indonesia saat ini berarti masuk dalam kategori motor gede.
Motor-motor yang dilarang mulai dari Royal Enfield dengan kapasitas 350 cc. Ada model Classic 350, Meteor, Interceptor, Continental GT, dan Himalayan.
Motor gede Harley Davidson sudah pasti menggunakan mesin di atas 250 cc. Motor Amerika Serikat ini juga tak bisa lagi membeli bensin Pertalite.
Brand Eropa yang ikut meramaikan khasanah motor gede mulai dari Aprilia dan Triumph. Rata-rata merek tersebut menjual motor dengan kapasitas mesin besar.
Adapun satu model Aprilia yang bisa mengisi bensin Pertalite ialah Aprilia SR-GT 200 sebab kapasitas mesinnya tidak sampai 200 cc.
BACA JUGA:Ekspedisi Danau Toba, Energi Baru Mempertahankan UGG
Sementara untuk pendaftaran sepeda motor untuk membeli Pertalite, aturannya masih sedang dikaji. Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, motor 250 cc ke atas akan dilarang membeli BBM jenis Pertalite.
Bila mengacu pada kajian aturan tersebut, maka sepeda motor dengan kapasitas mesin di bawah 250 cc masih boleh membeli Pertalite seperti biasa.
Sementara untuk motor di atas 250 cc harus mengisi BBM di atas Pertalite, misalnya Pertamax atau Pertamax Turbo.(Rajman Azhar/palpres.com)