JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pemerintah akan memberlakukan penjualan CNG pada Januari 2023 sebagai alternatif pengganti BBM pertalite atau pertamax.
Namun, seperti halnya bahan bakar lainnya, penggunaan CNG juga memiliki beberapa risiko yang perlu diperhatikan.
Salah satu risiko utama dari penggunaan CNG adalah kemungkinan terjadinya kebocoran.
Bahan bakar CNG (Compressed Natural Gas) merupakan bahan bakar alternatif yang banyak digunakan untuk kendaraan bermotor.
BACA JUGA:Unik, Sejarah Suku dan Marga di Sumatera Selatan
CNG dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya, seperti bensin dan solar, karena emisi gas buangnya yang lebih rendah.
CNG adalah gas yang dikompresi dalam tekanan tinggi, sehingga bila terjadi kebocoran, gas tersebut dapat menyebabkan kebakaran atau kecelakaan lainnya.
Untuk mengurangi risiko kebocoran, kendaraan yang menggunakan CNG harus terus-menerus diperiksa dan diperbaiki apabila diperlukan.
Selain itu, penggunaan CNG juga memiliki risiko keselamatan yang perlu diperhatikan.
BACA JUGA:Terungkap, Ini Pengakuan 9 Anggota Dishub Batanghari yang Kena OTT Polda Jambi
BACA JUGA:Stafnya Tertangkap OTT Polda Jambi, Kadishub Kota Jambi Sebut akan Dibina
Gas CNG dapat terbakar dengan mudah apabila terkena api atau panas yang tinggi, sehingga perlu diperhatikan keamanan saat menggunakan CNG, terutama saat mengisi bahan bakar atau mengubah sistem bahan bakar kendaraan.
Di samping itu, penggunaan CNG juga memiliki beberapa risiko ekonomi.
Meskipun harga CNG biasanya lebih rendah daripada bahan bakar fosil lainnya, biaya instalasi sistem CNG untuk kendaraan bisa cukup mahal.