JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Banjir di Pakistan meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi warga. Betapa tidak, sebanyak 937 warga tewas akibat banjir yang terjang Pakistan.
Bahkan akibat banjir ini sebanyak 30 juta penduduk kehilangan tempat tinggal. Banjir ini termasuk yang besar dan terparah di Pakistan.
Banjir ini dinyatakan sebagai kejadian darurat nasional.
Hal ini diungkapkan oleh pemerintah yang mengatakan hingga 26 Agustus. Mereka telah mendata korban banjir yang jumlahnya higgga puluhan juta warga.
BACA JUGA:Bang Jago yang Tampar Supir Transjakarta Siap-siap, Manajemen Tempuh Jalur Hukum
BACA JUGA:Sopir Tronton yang Tabrak Dosen Unja di Simpang Rimbo Kabur
National Disaster Management Authority (NDMA) atau Badan Penanggulangan Bencana Nasional mengatakan bahwa dari 937 orang telah tewas sejak pertengahan Juni termasuk 343 anak-anak.
National Disaster Management Authority (NDMA) atau Badan Penanggulangan Bencana Nasional mengatakan bahwa banjir merendam sebagian besat wilayah Provinsi Balochistan.
Korban tersebut datang dari Balochistan dengan korban 234 dan Provinsi Sindh Selatan dengan korban 306 orang tewas.
“Kemarin, air banjir terus naik dan masuk ke rumah kami dan saat mencoba mengungsi ketempat yang lebih tinggi putra saya yang berusia 17 tahun tertinggal. Saya baru berhasil menemukan jenazahnya pagi ini,” kata Shahani dari Desa Shahani, Jumat 26 Agustus 2022.
BACA JUGA:Ini Nama Gelar Adat Melayu Jambi Mendagri Tito Karnavian dan Jaksa Agung ST Burhanudin
BACA JUGA:Dump Truk Pengangkut Roti Terguling di Perbatasan Semerap-Tanjung Pauh Hilir Kerinci
Meskipun telah didatangi oleh sukarelawan, namun Shahani (42) mengatakan bahwa keluarganya sebanyak 12 orang belum mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah.
Dia mengatakan bahwa hujan tahun ini merupakan paling deras dari sebelumnya.
“Banjir sebelumnya kami tak harus melakukan pengungsian, namun kai ini menghancurkan semuanya,” tambahnya.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah menunda perjalanan resminya ke Inggris. Karena ia harus menangani bencana ini. Dan meminta dana dari negara-negara sahabat serta lembaga internasional di tengah banjir terburuk dalam beberapa dekade.
BACA JUGA:Dosen Unja yang Jadi Korban Kecelakaan di Simpang Rimbo, Sempat Terseret Tronton
BACA JUGA:Terbaru..! Putri Candrawathi Mengaku Brigadir J Melucuti Pakaiannya dan Lakukan Kontak Fisik
Hujan ini telah menyebabkan kehancuran di seluruh negeri. Meskipun belum terdata, namun banjir kali ini lebih mematikan daripada yang terjadi pada 2010 lalu,” tambah Sharif.
Lebih dari 100 distrik di empat provinsi telah dilanda banjir, dengan ibu kota Balochistan, Quetta yang terisolasi dari bagian lain negara lain.Hal tersebut dikarenakan banyaknya jalan yang hilang tersapu banjir.
Sedangkan di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, menewaskan hampir 200 orang tewas, dimana wilayah paling parah adalah wilayah Swat dan Dir.
BACA JUGA:Korban Kecelakaan di Simpang Rimbo Ternyata Dosen Unja, Begini Kronologinya
BACA JUGA:Ini Biang Kerok Ban Mobil Meletus, Perhatikan Tekanan Angin
“Wilayah KP Utara (Khyber Pakhtunkhwa) kami melihat Swat dan Dir, yang dilanda banjir bandang dan yang lebih parah bahwa banyaknya penduduk bertempat tinggal di bantaran sungai,” kata Muhammad Ali Saif, juru bicara provinsi seperti dirilis oleh aljazeera.com.
“Hingga saat ini kami telah berhasil mengevakuasi sejumlah besar orang, dan memberi mereka akomodasi sementara di tenda-tenda,” katanya.
Menurut perkiraan NDMA, sebagian Punjab dan Khyber Pakhtunkhwa mungkin menghadapi banjir yang sangat tinggi hingga sangat tinggi’ dalam beberapa hari ke depan.
Sedangkan wilayah Balochistan juga menghadapi ancaman banjir bandang.
BACA JUGA:Mendagri Tito Karnavian Peringatkan Pj Kepala Daerah di Jambi Jangan Lakukan Pelanggaran
BACA JUGA:Ini Kata Pakar Hukum Terkait Putri Candrawathi yang Tetap Mengaku Korban Asusila
Sherry Rehman yang merupakan Federal Minister for Climate Change pada hari Kamis 25 Agustus mengatakan sebuah ruang untuk evekuasi telah didirikan di markas NDMA di Islamabad untuk memimpin upaya bantuan di negara itu.
Rehman menambahkan bahwa curah hujan yang sangat tinggi membuat upaya bantuan menjadi sulit dan membuat sulitnya mencapai lokasi untuk memberikan bantuan pada para korban.
“Pakistan sedang mengalami siklus monsun ke-8, biasanya negara ini hanya memiliki tiga hingga empat siklus hujan monsoon,” kata Rehman.
"Pakistan berada di bawah jalur monsun yang belum pernah terjadi sebelumnya dan data menunjukkan kemungkinan munculnya kembali siklus lain pada bulan September," katanya.
BACA JUGA:Ini Biang Kerok Ban Mobil Meletus, Perhatikan Tekanan Angin
Dua provinsi yang akan paling parah terkena dampak diantaranya Balochistan dan Sindh, di mana kota masing-masing menerima hujan 298 mm dan 689 mm tahun ini, atau sekitar 400 persen lebih banyak dari rata-rata 30 tahun. (Reza Permana/disway.id)
Artikel ini juga tayang di disway.id
Dengan judul 937 Tewas Akibat Banjir Terjang Pakistan 30 Juta Penduduk kehilangan Tempat Tinggal