JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Kedatangan tim PT Eramas Persada Energi dan PLN UPDK Jambi ke RT 24, Keluraha Payoselincah, Kecamatan Paalmerah, diharapkan membawa kabar baik bagi warga.
Sebab, sejumlah warga mengeluhkan kondisi rumah mereka yang rusak akibat aktivitas PT Eramas Persada Energi beberapa waktu lalu.
Tim PT Eramas Persada Energi dan PLN UPDK Jambi ini mendatangi warga, Rabu 24 Agustus 2022 siang tadi.
Tampak hadir, Manager Bagian Keuangan dan Umum PT PLN UPDK Jambi, M Burhanuddin dan Manager PT Eramas Persada Energi, Anton didampingi pihaknya lainnya.
BACA JUGA:Tinjau Rumah Warga yang Rusak, PLN UPDK Jambi Sebut akan Ajukan Biaya Perbaikan
BACA JUGA:Fasha Apresiasi Khusus Paskibraka Kota Jambi
Dalam pertemuan tersebut, Ketua RT 24, Zainal Arifin menjelaskan keluhan yang dialami masyarakatnya, serta meminta solusi terkait kerugian yang dialaminya.
"Keluhan yang dialami oleh masyarakat ini berupa kerusakan akibat aktivitas PT terkait, jadi dengan ini masyarakat meminta pembebasan lahan ataupun pengganti sesuai dengan kesepakatan nantinya," jelasnya.
Untuk diketahui, Manager Bagian Keuangan dan Umum PT PLN UPDK Jambi, M Burhanuddin, tampak berincang bersama warga sekitar setiba di sana. Bahkan tim yang dibawanya juga tampak memeriksa kondisi rumah warga.
Kemudian pihaknya akan dilakukan perhitungan berapa biaya yang dibutuhkan dalam penanganan kasus ini.
BACA JUGA:Dampak Kenaikan Tarif Ojol, Diprediksi Masyarakat Beralih ke Kendaraan Pribadi
BACA JUGA:Ini Fitur Terbaru Dari WhatsApp, Bisa Kembalikan Pesan
"Setelah kita survei, nantinya kita akan menghitung biaya per rumah, apa saja yang harus diperbaiki. Selanjutnya nanti akan kita informasikan dan pengajuan anggaran ke pusat," ujarnya.
Warga RT 24, Kelurahan Payoselincah, Kecamatan Paalmerah, mengaku masih menunggu itikad baik dari PT Eramas Persada Energy agar langsung melihat kondisi rumah mereka yang rusak.
Di mana kerusakan rumah mereka ini lantaran aktivitas PT Eramas Persada Energy beberapa waktu lalu.
Salah satu warga yang terdampak, Maryateti menyebutkan, pihaknya meminta agar kedua pihak itu langsung melihat kondisi rumah mereka.
BACA JUGA:Pemerintah Diminta Turun Tangan, Harga Telur Makin Bikin Menjerit
BACA JUGA:Sendirian di Gubuk Tua, Kakek di Kabupaten Tanjab Timur Ini Bertahan Hidup di Tengah Hutan
“Kami warga ingin pihak terkait turun dan melihat ada kejadian ini, jangan pejam mata. Nunggu viral baru turun. Kami mau pembebasan lahan,” kata dia.
Menurut Teti, dulu ada kesepakatan terkait pembebasan lahan. Namun sampai saat ini tak kunjung diselesaikan.
Perlu diketahui, perusahaan ini bergarak pada Pembangkit Tenaga Listrik Gas (PLTG) BOT 2x50 MW. Letak perusahaan ini sendiri tak terlalu jauh dari pemukiman warga, lebih kurang sekitar 60 meter.
Akibat aktivitas perusahaan tersebut, sejumlah rumah warga alami kerusakan. Seperti dinding retak, dan pintu yang rusak. Setidaknya ada sepuluh rumah dan satu langgar yang terdampak. (zen)