“Benar, Komnas HAM telah mendapatkan keterangan, tapi ini belum final. Kami akan minta satu lagi pendapat ahli yang cukup senior,” jelas Ahmad Taufan Damanik.
BACA JUGA:Tuntut Tambang Batu Bara di Tabir Ulu Ditutup, Bupati Merangin Mashuri Bilang Begini
BACA JUGA:Viral Fenomena Embun Es di Bromo, Langka atau Biasa? Ini Penjelasannya....
Penjelasan dari para dokter khususnya tim forensik tentu memiliki etika dan batasan sebagai anggota Polri.
“Sebagai dokter misalnya hanya sampai upaya memberikan data dan menjelaskan apa yang mereka teliti dan dapatkan, selanjutnya Komnas HAM akan bandingkan dengan informasi dan data lain,” terang Ahmad Taufan Damanik.
Komnas HAM mengakui telah menerima foto dan video. Bukti lain juga diserahkan pula dari pihak keluarga.
“Maka kami sekali lagi belum pada kesimpulan, karena harus kami konfirmasi kembali dengan ahli lain setelah dokter forensik kami mintai penjelasan,” jelas Taufan.
BACA JUGA:Ini Nih Sinopsisnya, Film Bukan Cinderella Akan Tayang 28 Juli
BACA JUGA:TNI Bantah Bantu Bupati Mamberamo Tengah Kabur, Ini Kasusnya
Selaras dengan munculnya dugaan penganiayaan yang telah dilaporkan pihak kuasa hukum keluarga J ke Bareskrim Polri, Taufan menanggapinya dengan dingin. Apalagi yang terkait dengan kondisi luka dan akibat tembakan.
“Ya ada lubang-lubang yang ditemukan. Ada juga kabar kuku-kuku yang dicopot. Sementara setelah kami mintai keterangan, pihak keluarga tidak menyampaikan itu. Dari informasi itu Komnas HAM belum menyimpulkan,” ungkapnya.
Jika ditarik dari benang merah kasus ini, Taufan lebih mengarahkan unsur pembuktian dari insiden penembakan bukan pada sisi pelecehan.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah menemukan jejak dari peluru yang bersarang di tubuh korban dalam hal ini Brigadir Yosua. Karena dari itu, penyidik bisa menemukan jenis peluru yang digunakan, mereknya apa jenisnya apa,” terangnya.
BACA JUGA:Kasus Tewasnya Brigadir J, KAMMI Minta Publik Percaya Kerja Timsus dan Komnas HAM
BACA JUGA:Akan Lepas HAKI Citayam Fashion Week, Baim Wong : Sedih Dibilang Ambil Untung
Jika proyektil, peluru sudah diketahui jenisnya maka akan mudah melakukan pelacakan. “Kita bisa ngelacak dari senjata jenis apa yang dipakai. Maka sementara ini kami belum mau kesimpulan mengenai apa sebetulnya yang terjadi, karena memang belum final,” terang Ahmad Taufan Damanik.