Ini Ramalan Inflasi 2023 Dari Sri Mulyani

Kamis 02-06-2022,12:17 WIB
Reporter : Surya Elviza
Editor : Surya Elviza

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sudah meramalkan laju inflasi 2023 mendatang.

 
Sri Mulyani menyebut peningkatan harga komoditas global saat ini sangat berdampak terhadap inflasi di berbagai negara.
 
Dia mencontohkan Amerika Serikat 8,4 persen, Inggris sembilan persen, dan Eropa di atas tujuh persen.
 
Menurutnya, inflasi di berbagai negara emerging juga meningkat di atas 7-8 persen, bahkan double digit seperti Argentina mencapai 58 persen dan Turki 70 persen pada April 2022.
 
BACA JUGA:Tips Biar Rumah Mungil Terkesan Lega, Simak Nih
 
BACA JUGA:Gegara Mahar Rp20 Miliar, Dinar Candy Minta Rido Illahi Nikahi Perempuan Lain
 
Tekanan inflasi domestik turut terlihat yakni pada April 2022 mencapai 3,5 persen. Namun, masih relatif lebih rendah dibandingkan berbagai negara maju maupun negara emerging.
  Sri Mulyani mematok inflasi di kisaran 2-4 persen dalam Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF).   “Kami berpandangan asumsi inflasi 2023 yang berada pada kisaran 2-4 persen masih cukup realistis, meski kami memahami dinamika yang sering muncul secara sangat tiba-tiba,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (31/5).   Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu menambahkan upaya-upaya pengendalian inflasi tersebut telah berhasil menjaga inflasi Indonesia pada level yang relatif rendah dibandingkan berbagai negara.  
Berbagai kebijakan untuk melindungi masyarakat seperti melalui subsidi dan bantuan sosial terus dilakukan sebagai strategi pemulihan ekonomi dan menjaga daya beli melalui pengendalian inflasi,” jelas Sri Mulyani.
 
Pemerintah juga berusaha mengendalikan laju inflasi salah satunya melalui pemberian subsidi untuk mempertahankan harga jual BBM, LPG dan listrik agar tidak sepenuhnya naik akibat kenaikan harga global.
 
Perempuan kelahiran Bandarlampung itu menegaskan APBN berperan sebagai shock absorber yaitu melindungi masyarakat agar daya belinya tidak tergerus dan melindungi momentum pemulihan ekonomi agar tetap terjaga.
 
BACA JUGA:Sri Mulyani Sebut Utang Negara Dijaga Tak Melebihi 42, 42 Persen PDB
 
BACA JUGA:Laksanakan Operasi Gempur, Bea Cukai Jambi Amankan Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal
 
“Oleh karena itu untuk tahun ini kami meminta persetujuan DPR untuk menambah anggaran subsidi dan kompensasi yang nilainya diperkirakan di atas Rp 520 triliun,” kata Sri Mulyani.
 
Kebijakan pengendalian inflasi turut ditempuh bersama Bank Indonesia (BI) melalui forum koordinasi yang kuat dan forum tim pengendali inflasi nasional baik di tingkat pusat maupun daerah.
 
Di sisi lain, lanjut Ani, sapaan karib Sri Mulyani mengatakan berbagai lembaga internasional memperkirakan harga komoditas akan mulai melandai dan lebih rendah pada tahun depan.
 
Laju inflasi global pada 2023 pun diperkirakan lebih rendah dibanding tahun ini seperti dikutip dari jpnn.com.
 
"Akibat pengetatan moneter yang mengendalikan sisi permintaan dan mulai meredanya boom commodity," tegas Menkeu Sri Mulyani. (viz)
Tags : #sri mulyani #perekonomian #laju inflasi #kenaikan harga #inflasi
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini