MUARABUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Harga sejumlah komoditas rempah-rempah di pasar tradisional di Muara Bungo mengalami kenaikan harga. Seperti jahe, kini harganya mencapai Rp 52 ribu, dari sebelumnya Rp 50 ribu.
Termasuk harga kunyit, yang semula Rp 25 ribu/kg menjadi Rp 40 ribu/kg. Lalu harga kencur semual Rp 48 ribu/kg menjadi Rp 60 ribu/kg.
Naiknya harga rempah-rempah ini pun dibenarkan Nenek Sijus, seorang pedagang di Pasar Atas Bungo, Minggu 22 Mei 2022.
Menurut dia, kenaikan rempah-rempah itu dipicu dengan kondisi musim hujan berkepanjangan, yang membuat gagal panen.
BACA JUGA:Kampung Wisata di Kelurahan Talang Bakung Sudah Dibuka
BACA JUGA:Gubernur Jambi dan Sumbar Hadiri Pelantikan IKM Kabupaten Merangin
"Pasaran daya beli sepi sekarang. Semenjak harga bumbu naik habis lebaran ini, biasa pemasukan penjualan bisa Rp 150 ribu/hari. Sekarang sepi, paling dapat Rp 50 ribu/hari," kata dia.
Akibat kondisi itu, sejumlah rempah seperti jahe, jahe merah, kunyit putih dan bumbu dapur lainnya naik berkisar 20 persen dari harga sebelumnya.
Sementara itu, seorang pedagang Pasar Tradisional Modern, Nurhalimah mengatakan, pedagang pengecer menaikan harga karena harga bumbu dapur yang dibeli dari pedagang pengepul juga naik.
"Jadi kami menyesuaikan saja harganya, karena pedagang pengempul dapat harga dari petani juga naik," ujarnya.
Naiknya harga jahe dan kunyit di pasar tradisional ini, dikeluhkan penjual jamu keliling minuman khas Jawa, atau lebih dikenal dengan sebutan wedan jahe, karena bahan dasarnya dari jahe.
BACA JUGA:Pasca Sekolah Terbakar, Pihak SDN 164 Kota Jambi Harap Bisa Buka PPDB
BACA JUGA:Temui Ibu Pembacok Bayi: Dinsos PPA Tebo Sebut Pelaku Banyak Diam
"Jahe yang biasa kami beli Rp 40 ribu/kg, kini harus ditebus seharga Rp 50 ribu/kg," kata Halimah yang menjual jamu keliling, sembari mengimbuhkan, tidak menaikkan harga jual jamunya. Namun hanya mengurangi saja takaran gelas jamu yang dijajakan. (mai/zen)