Wih! Yamaha Bikin Motor Listrik Tapi Tetap Berjiwa Mesin Bensin
PES1, motor listrik dari Yamaha.-ist/jambi-independent.co.id-beritasatu.com
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Yamaha terus membuktikan diri sebagai salah satu produsen motor paling inovatif di dunia.
Perusahaan otomotif asal Jepang itu baru saja mematenkan sistem unik. Mereka memungkinkan motor listrik meniru suara dan getaran khas mesin bensin.
Ini merupakan sebuah upaya dari Yamaha untuk mempertahankan “jiwa” dari kendaraan tradisional.
Ketika banyak produsen kendaraan listrik berlomba membuat motor sehalus mungkin, Yamaha justru mengambil arah sebaliknya.
BACA JUGA:Ajudan Klarifikasi Jokowi Tidak Menghadiri Perayaan HUT ke-80 TNI di Monas
Dilansir beritasatu.com dari laporan Visordown, Minggu 5 Oktober 2025, Yamaha tengah mengembangkan motor listrik yang dapat menghasilkan suara dan getaran layaknya motor bermesin bensin.
Terobosan ini, menjadi sebuah inovasi yang berpotensi mengguncang pasar otomotif global.
“Berdasarkan dokumen paten yang diajukan ke World Intellectual Property Organization (WIPO), Yamaha akan melengkapi motor listriknya dengan perangkat bernama pseudo-motor atau mesin tiruan," kata Visordown.
Perangkat ini bukan mesin utama yang menggerakkan motor, melainkan komponen terpisah yang dirancang untuk menciptakan sensasi berkendara seperti motor konvensional.
BACA JUGA:Anggota Taifib TNI AL Meninggal Dunia Saat Aksi Terjun Payung HUT TNI
Sistem ini bekerja dengan meniru siklus kerja mesin pembakaran internal, mulai dari menghisap udara, menggerakkan piston untuk menekan udara, hingga “membuang” gas buang secara simulatif.
Tidak ada bensin yang dibakar dalam proses ini, tetapi efek suara dan getaran yang dihasilkan terasa seperti motor besar bertenaga bensin sungguhan.
Lalu pertanyaannya, mengapa Yamaha melakukan langkah ini? Bagi banyak pengendara, raungan knalpot dan getaran mesin adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman berkendara selama lebih dari satu abad.
“Motor listrik yang senyap memang modern, namun sering dianggap menghilangkan rasa “jiwa” dan koneksi emosional antara pengendara dan mesin,” kritik Visordown.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




